Mengapa pelaku mengembalikan korban?
"Kasusnya itu awalnya kan penculikan. Dengan pengembalian, dia takut atau bisa jadi merupakan strategi untuk tidak memperluas persoalan. Jadi, ini yang kita belum tahu," kata kriminolog Universitas Indonesia, Arthur Josias Simon, saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (24/7/2015).
Namun, Simon menduga, penculik merasa ketakutan dengan pemberitaan media massa secara terus-menerus sehingga membatasi ruang gerak mereka.
"Media massa berperan penting mengembalikan SE, apalagi wajah pelaku sudah terekam CCTV," kata Simon. [Baca: Polisi Cari Pengirim SMS Teror ke Ayah Bocah yang Diculik di PGC]
Namun, kata Simon, langlah ini lebih untuk menutupi jaringan yang dimiliki penculik. Dari tindak tanduk penculik, aksi tersebut diduga dilakukan secara berkomplot.
"Kalau menurut saya, itu ada jaringan. Jadi, ada jaringan pelaku kejahatan seperti itu," kata Simon.
Penculik yang terekam kamera CCTV PGC disinyalir hanya bagian kecil dari jaringan besar di belakangnya. Lebih dari itu, penculik tersebut biasanya tak mau ambil risiko untuk mengorbankan jaringan.
"Dugaan yang harus menjadi perhatian. Makanya, pelibatan masyarakat adalah hal penting. Pasalnya, kalau dia jaringan, akan sulit diungkap," kata Simon.
Seperti diberitakan, SE hilang diculik saat bermain di sebuah tempat bermain anak di PGC, Kramatjati, Jakarta Timur. Rekaman closed circuit television (CCTV) mengungkap bahwa gadis itu telah dibawa oleh seorang pria tak dikenal.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/7/2015) sekitar pukul 16.30, saat Rd tengah menjaga toko bersama istrinya. Kini, SE sudah berada di rumah. Kini, polisi tengah mencari pelaku penculikan korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.