Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Pemukulan Pemuda di Kayu Putih Versi Kepolisian

Kompas.com - 29/07/2015, 14:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Polsek Metro Pulogadung membenarkan terjadinya pemukulan  terhadap pria berinisial R di Jalan Pondasi, Kayu Putih (sebelumnya ditulis Rawamangun), Pulogadung, Jakarta Timur. Namun, polisi membantah bahwa kejadian itu dipicu oleh masalah minuman keras.

Kepala Polsek Metro Pulogadung Komisaris Muhammad Nasir mengatakan, penganiayaan ini terjadi pada Selasa (28/7/2015) sekitar pukul 22.44. Perkelahian diduga terjadi karena pelaku tersinggung oleh tindakan korban.

"Jadi, korbannya ini mau memarkirkan mobilnya di situ. Pelaku lagi nongkrong-nongkrong sambil duduk, lagi bakar-bakaran sampah di situ," kata Nasir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2015).

Nasir melanjutkan, karena ada pembakaran sampah, korban kemudian mengambil ember berisi air untuk memadamkan api. Setelah itu, R diduga melakukan hal yang menyinggung pelaku. [Baca: Berkelahi, Pemuda di Rawamangun Ini Nyaris Dibakar]

"Jadi, ada sisa air itu dia dorong ke pelaku, nih kamu bakar di sini, kan bahaya. Pelakunya enggak terima, kemudian terjadi cekcok," ujar Nasir.

Nasir melanjutkan, pelaku lantas memanggil sekitar lima sampai enam temannya. Mereka pun mengeroyok R. Setelah korban terkapar, para pelaku kabur.

Akibat penganiayaan itu, R terluka di bagian bawah pinggang, pelipis, dan bagian belakang telinga. Korban juga banyak mengalami luka kecil yang belum diketahui apakah akibat benda tajam atau tumpul.

Aparat Polsek Metro Pulogadung yang mendapat laporan pun langsung mendatangi lokasi kejadian. Nasir mengatakan, pihaknya belum menemukan indikasi apakah perkelahian dipengaruhi minuman keras atau tidak.

"Kalau soal mabuk, belum ada yang kami identifikasi. Namun kalau misalnya dia minum pun, di lokasi kami sisir, tidak ada botol minuman," ujar Nasir.

Pelaku menurut dia sudah teridentifikasi sebagai warga sekitar. Namun, sejak peristiwa itu terjadi, pelaku tidak berada di rumah.

Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam dari pedagang sekitar lokasi kejadian. Kini, pelaku utama kejadian itu masih dalam pengejaran petugas. "Pelaku utama sudah kami identifikasi, masih dalam pengejaran," ujar Nasir.

Sebelumnya, R terlibat perkelahian dengan sejumlah pemuda. Camat Pulogadung Ahmad Haryadi menyebutkan bahwa perkelahian terjadi karena faktor minuman keras. Akibat kejadian ini, korban mengalami luka parah dan mendapat jahitan cukup banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com