Kepala Polsek Metro Pulogadung Komisaris Muhammad Nasir mengatakan, penganiayaan ini terjadi pada Selasa (28/7/2015) sekitar pukul 22.44. Perkelahian diduga terjadi karena pelaku tersinggung oleh tindakan korban.
"Jadi, korbannya ini mau memarkirkan mobilnya di situ. Pelaku lagi nongkrong-nongkrong sambil duduk, lagi bakar-bakaran sampah di situ," kata Nasir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2015).
Nasir melanjutkan, karena ada pembakaran sampah, korban kemudian mengambil ember berisi air untuk memadamkan api. Setelah itu, R diduga melakukan hal yang menyinggung pelaku. [Baca: Berkelahi, Pemuda di Rawamangun Ini Nyaris Dibakar]
"Jadi, ada sisa air itu dia dorong ke pelaku, nih kamu bakar di sini, kan bahaya. Pelakunya enggak terima, kemudian terjadi cekcok," ujar Nasir.
Nasir melanjutkan, pelaku lantas memanggil sekitar lima sampai enam temannya. Mereka pun mengeroyok R. Setelah korban terkapar, para pelaku kabur.
Akibat penganiayaan itu, R terluka di bagian bawah pinggang, pelipis, dan bagian belakang telinga. Korban juga banyak mengalami luka kecil yang belum diketahui apakah akibat benda tajam atau tumpul.
Aparat Polsek Metro Pulogadung yang mendapat laporan pun langsung mendatangi lokasi kejadian. Nasir mengatakan, pihaknya belum menemukan indikasi apakah perkelahian dipengaruhi minuman keras atau tidak.
"Kalau soal mabuk, belum ada yang kami identifikasi. Namun kalau misalnya dia minum pun, di lokasi kami sisir, tidak ada botol minuman," ujar Nasir.
Pelaku menurut dia sudah teridentifikasi sebagai warga sekitar. Namun, sejak peristiwa itu terjadi, pelaku tidak berada di rumah.
Polisi mengamankan sejumlah senjata tajam dari pedagang sekitar lokasi kejadian. Kini, pelaku utama kejadian itu masih dalam pengejaran petugas. "Pelaku utama sudah kami identifikasi, masih dalam pengejaran," ujar Nasir.
Sebelumnya, R terlibat perkelahian dengan sejumlah pemuda. Camat Pulogadung Ahmad Haryadi menyebutkan bahwa perkelahian terjadi karena faktor minuman keras. Akibat kejadian ini, korban mengalami luka parah dan mendapat jahitan cukup banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.