Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak SMP Flora Tegang Ditemui Perwakilan KPAI

Kompas.com - 03/08/2015, 17:52 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — SMP Flora, Pondok Ungu Permai, ramai dikunjungi oleh berbagai pihak, terkait kematian murid barunya, Evan Christoper Situmorang. Setelah didatangi pihak kepolisian, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk Kota Bekasi pun mendatangi sekolah tersebut, Senin (3/8/2015).

Dalam pertemuan mereka itu, pihak SMP Flora diwakili oleh pengawas kegiatan masa orientasi siswa (MOS), Herson Nainggolan, dan pembina organisasi siswa intra-sekolah (OSIS), Fransiscus. Ketua KPAI Bekasi Syahroni dan komisioner lainnya turut hadir dalam pertemuan itu. KPAI bertanya seputar kegiatan MOS yang dilaksanakan di sekolah itu.

"Kebanyakan dari sekolah itu melakukan orientasi pada akhir Juli. Kenapa di sini dilakukan pada awal Juli?" tanya Syahroni kepada dua perwakilan SMP Flora.

Herson beralasan, banyak kegiatan yang harus dilakukan di sekolah itu. Tidak hanya untuk SMP, kegiatan MOS juga diadakan bagi para siswa SMA yang juga belajar di gedung tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan MOS SMP didahulukan.

Herson juga mengatakan, pihak sekolah sudah meminta izin Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk mengisi kegiatan masa orientasi itu. Herson berasalan, MOS yang dilakukan oleh pihak sekolah juga sudah sesuai dengan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Akan tetapi kan surat edaran itu baru keluar tanggal 24 Juli, sedangkan MOS-nya sudah dari tanggal 6 Juli. Berarti, ini bukan berdasarkan surat edaran," ujar Syahroni.

Herson pun kebingungan menjawab hal itu. Syahroni menyimpulkan, kegiatan MOS memang dilakukan sebelum surat edaran Kemendikbud soal larangan MOS keluar.

Selain itu, Syahroni juga menanyakan soal atribut serta barang bawaan siswa baru.

"Ini kan walau makanan yang mereka bawa mereka makan sendiri, tetapi apa sudah ditanya apakah tidak memberatkan? Apalagi (ada tugas membawa makanan) dengan istilah-istilah yang aneh-aneh, seperti belatung kepanasan, yang ternyata nasi goreng panas," ujar Syahroni.

Herson tersenyum mendengar pertanyaan itu. Dia pun menepuk paha pembina OSIS yang duduk di sebelahnya.

"Mungkin pembina OSIS yang akan jawab," ujar Herson.

"Iya begini, menurut saya, itu tidak memberatkan," ujar Frans.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, jawaban pihak sekolah tampak terbata-bata di awal. Sementara itu, pihak KPAI bertanya dengan lugas dan keras.

Sesekali, Syahroni juga melontarkan candaan kepada pihak sekolah agar tidak perlu tegang dalam perbincangan ini.

"Kita nih ngobrol biasa saja. Kami hanya menggali informasi saja kok, Pak. Apa adanya saja, kan enak. Abis tegang banget sih kelihatannya," ujar Syahroni.

"Iya Pak karena kami kan baru pertama ini mendapat sorotan," ujar Herson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Teka-teki Mayat Pria dalam Toren di Pondok Aren: Kronologi Penemuan dan Hasil Otopsi Sementara

Megapolitan
Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Temuan Mayat dalam Toren di Pondok Aren, Polisi: Saat Terendam Air, Kondisi Korban Masih Hidup

Megapolitan
Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Tak Ada Luka di Tubuh Mayat dalam Toren di Pondok Aren Berdasar Hasil Otopsi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

[POPULER JABODETABEK] Penemuan Mayat Membusuk di Dalam Toren | SIM C1 Resmi Diterbitkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 29 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com