Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Tambah Kapasitas Kir

Kompas.com - 11/08/2015, 22:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Penambahan kapasitas tempat uji kir DKI Jakarta dinilai mendesak. Penutupan Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Kedaung Angke dan Jagakarsa sejak 2012 membuat jalur pengujian berkurang dari 21 jalur menjadi tujuh jalur, sekaligus berdampak terhadap panjangnya antrean pemohon.

Sejak 23 Juli 2014, Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Kedaung Angke di Jakarta Barat ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Basuki Tjahaja Purnama, ketika itu menjabat Wakil Gubernur DKI, melakukan inspeksi mendadak ke PKB Kedaung Angke didampingi Komisi Pemberantasan Korupsi. Hasil sidak menunjukkan indikasi lokasi PKB itu sarang korupsi.

Setelah penutupan PKB Kedaung Angke, pengujian dialihkan ke tiga lokasi PKB lain, yakni PKB Cilincing, Ujung Menteng, dan Pulogadung.

Pengalihan lokasi pengujian menciptakan antrean. Di PKB Cilincing, Jakarta Utara, misalnya, antrean kendaraan mengular hingga ke Jalan Raya Cilincing saat awal pengalihan, yakni Juli-Agustus 2014. Demikian pula di PKB Pulogadung dan Ujung Menteng, Jakarta Timur.

Kepala Unit Pengelola PKB Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ismanto, Senin (10/8), menyebutkan, situasi itu menuntut perbaikan proses pendaftaran, pengujian teknis, dan pembayaran. Sejak itu, pendaftaran diubah, pemohon tak perlu membawa kendaraan ke lokasi PKB. Pemohon pun mengantre layaknya antrean di bank dengan kupon dan informasi mengenai jadwal pengujian.

Ismanto menjelaskan, selama kurun waktu 1992-2012, ada dua kerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola PKB Kedaung Angke dan Jagakarsa di Jakarta Selatan melalui perjanjian kerja sama bangun, operasi, dan transfer. Lahan semestinya kembali ke DKI setelah 20 tahun periode kerja sama selesai. Namun, proses pengalihan belum tuntas.

"Proses pengambilalihan berlarut sehingga berdampak terhadap pelayanan uji kir. Kapasitas berkurang. Padahal, jumlah kendaraan terus bertambah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, tambahan kapasitas pengujian sangat mendesak," ujar Ismanto.

Antre satu bulan

Perbandingan antara pemohon dan kapasitas pun kian timpang. Dalam situasi normal, pemohon di PKB Pulogadung berkisar 400-500 pemohon. Sebelum ada limpahan dari PKB Kedaung Angke, proses kir berlangsung satu-tiga hari. Kini, seperti halnya di PKB Pulogadung, pemohon harus menunggu hingga satu bulan sejak pendaftaran untuk uji kelayakan kendaraannya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menambahkan, pihaknya berulang kali menerima pengaduan soal panjangnya antrean uji kir. Sebab, kini tinggal tujuh jalur pelayanan dari total 21 jalur yang sebelumnya ada. Ketujuh jalur itu yakni 2 jalur di Pulogadung, 3 jalur di Ujung Menteng, dan 2 lainnya di Cilincing.

Antrean membuat petugas tergesa sehingga pengujian tak maksimal. Menurut Andri, pihaknya juga menambah jam layanan karena panjangnya antrean. "Untuk itu, kami menargetkan Jagakarsa bisa beroperasi tahun ini dan Kedaung Angke tahun depan," ujarnya.

Pembenahan tempat pengujian kendaraan dianggap penting sejalan dengan operasi massal terhadap angkutan umum. Selain kelengkapan administrasi dan kesiapan pengemudi, operasi juga fokus pada kendaraan, khususnya terkait kelayakan jalan.

Calo beraksi

Lamanya waktu tunggu uji kir dimanfaatkan para calo. Frangki (43), sopir angkot di wilayah Tanjung Priok, mengatakan, dirinya harus mengambil nomor antrean sebulan sebelum mobil angkot berwarna birunya diuji. Setelah mendapat giliran, dia lalu membawa mobil ke PKB Ujung Menteng, Pulogadung, Jakarta Timur, yang menjadi lokasi pengujian kendaraannya.

"Daripada saya harus menunggu lama, ya, mau tidak mau pakai jasa calo. Waktu itu saya bayar Rp 100.000. Biaya resmi Rp 87.000," ucap ayah lima anak ini.

Frangki menambahkan, setiap hari ada sekitar 500 mobil yang melakukan uji kir di PKB tersebut. Apabila menggunakan jalur resmi, waktu pengujian tidak pasti sehingga membuat mobil tidak bisa digunakan untuk mencari penumpang.

Akhirnya, ujarnya, hampir semua sopir atau pemilik kendaraan memanfaatkan jasa calo dalam mengurus uji kir. "Sialnya, stiker kirnya katanya habis. Jadi, saya cuma dikasih selembar kertas yang menyatakan kalau mobil saya lolos uji kir," ucap warga Plumpang ini. (JAL/MKN)

_______________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Agustus 2015, di halaman 27 dengan judul "Segera Tambah Kapasitas Kir".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com