Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Masuk Pesawat, Penumpang Batik Air Turun Lagi

Kompas.com - 24/08/2015, 18:38 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Penumpang pesawat Batik Air ID 6658 rute Jakarta-Mataram di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, bingung. Sebab mereka diminta turun dan kembali ke terminal meskipun sudah naik ke pesawat untuk terbang pada pukul 14.40, Senin (24/8/2015). Tidak ada penjelasan apapun dari pihak maskapai.

Menurut penumpang, tidak ada penjelasan apapun dari pihak maskapai. "Sudah naik malah disuruh turun lagi. Kita lihat teknisinya mondar-mandir. Tapi sama sekali enggak ada yang jelasin ke kita," kata salah satu penumpang, Rudi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/8/2015) sore.

Menurut Rudi, beberapa penumpang menggerutu karena jadwal terbangnya molor dan tidak ada kejelasan dari petugas. "Ada yang bilang, 'kok diundur-undur, kok enggak bertanggung jawab. Kalau penumpang lambat dikit, tiket hangus. Kemarin dari Medan, tiga tiket hangus'," ujar Rudi menceritakan apa yang dia alami.

Selama penumpang menunggu lagi di terminal, petugas maskapai memberi snack sembari menunggu kepastian selanjutnya. "Ini kayaknya sudah mau berangkat. Lagi peragaan keselamatan," sebut Rudi melalui pesan singkat sekitar pukul 17.00 WIB.

Dihubungi secara terpisah, staf Office In Charge (OIC) Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta Desy mengungkapkan, jadwal terbang pesawat tersebut seharusnya pukul 14.40 WIB. Namun, pesawat baru terbang pukul 17.11 WIB.

Pihak OIC belum menerima laporan terkait keterlambatan penerbangan dari pihak Batik Air. "Ini saya tahunya malah dari Mas. Kami belum ada laporan soal itu," ucap Desy.

Saat dikonfirmasi, Direktur Operasional dan Airport Service Lion Air Daniel Putut mengaku belum menerima laporan tentang keterlambatan terbang pesawat Batik Air itu.

Daniel menuturkan, dirinya sedang rapat dan akan mencari tahu serta mengabarkan lebih lanjut jika telah mendapat info lengkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com