Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Ahok Punya Ajudan Alumnus IPDN

Kompas.com - 10/09/2015, 16:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan pengalamannya memiliki ajudan seorang lulusan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Saat itu, Basuki masih menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. 

"Waktu saya jadi Bupati (Belitung Timur), mantan ajudan saya itu Pak Umar. Dia itu (lulusan) IPDN, orang Palembang," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (10/9/2015).

Menurut Basuki, Umar merupakan salah satu alumnus IPDN yang kariernya baik. Selain itu, lanjut dia, kinerjanya di pemerintahan juga baik.

Setelah menjadi ajudan bupati, Umar menjabat sebagai camat dan terakhir menjabat sebagai Asisten Sekretaris Daerah (Sekda).

Basuki memuji ketegasan serta kedisiplinan yang dimiliki Umar. "Dia disiplinnya luar biasa," kata Basuki lagi. (Baca: Pimpinan Komisi II: Butuh Rp 1 Triliun untuk Perbaikan IPDN)

Tak hanya itu, lanjut dia, banyak alumnus IPDN yang juga berkinerja baik di Pemprov DKI. Contohnya ialah Edy Junaedy Harahap, yang disebut Basuki sebagai Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI terbaik.

Edy, lanjut Basuki, memiliki gelar doktor dan merupakan pejabat eselon II termuda di Pemprov DKI. (Baca: Jokowi Hanya Tersenyum Dengar Usulan Ahok Bubarkan IPDN)

Kemudian, ada juga Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Adji yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Tambora, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Andri Yansyah yang sebelumnya menjadi Camat Cipayung, dan Wakil Kepala Dishubtrans DKI Teguh Hendriawan yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Pulogadung.

"Saya punya Kadis Kebersihan yang terbaik menurut saya. Saya banyak menarik camat dipromosikan masuk ke dinas. Dishubtrans juga terbaik. Yang ngurusin saya, si Hendra (Kepala Bagian Protokol Biro KDH KLN DKI) itu juga lulusan IPDN," kata Ahok, sapaan Basuki.

Meski demikian, lanjut dia, dengan adanya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN), pemerintah diizinkan melaksanakan seleksi dan promosi terbuka sehingga kepamongprajaan bukan dari IPDN saja, melainkan dapat melalui universitas lainnya. (Baca: Kemendagri Minta Ahok Lebih Bijaksana soal Rencana Pembubaran IPDN)

"Ngapain kita (pemerintah) subsidi IPDN? Sebetulnya enggak butuh (ada) IPDN juga sudah oke kan karena orang lain boleh jadi PNS kan. Mereka bisa mengabdi juga (untuk negara)," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com