Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus STIE ISM di Tangerang Terbata-bata Jawab Pertanyaan dari Kemenristek dan Dikti

Kompas.com - 11/09/2015, 13:59 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pemeriksaan terhadap pengurus utama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia School of Management di Kompleks Mahkota Mas, Cikokol, Tangerang, berlangsung panas.

Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) mencecar para pengurus dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait elemen apa saja yang dibutuhkan saat mengoperasikan sebuah perguruan tinggi.

Pemeriksaan yang bersifat diskusi dua arah itu dipimpin oleh Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Supriadi Rustad.

Sementara yang ditanyai adalah Ketua STIE ISM Rufman Effendy Akbar, Ketua Yayasan STIE ISM Muhammad Mardiana, dan Ketua Program S-2 Bobby Reza.

Supriadi bertanya mengenai data-data dasar, seperti jumlah mahasiswa dan jumlah lulusan. Namun, ketiga pengurus STIE ISM itu tidak menjawab berdasarkan data, tetapi mereka terlihat hanya berpikir beberapa saat dan menjawab dengan ragu-ragu seperti berdasarkan ingatan semata.

"Di sini mahasiswanya ada berapa banyak, Pak?" tanya Supriadi. "Totalnya sama angkatan lama dan sekarang ada 1.200. Kalau angkatan sekarang ada 300 mahasiswa, itu angkatan baru," jawab Rufman.

"Di sini ada berapa kelas? Satu kelas diisi berapa orang?" kata Supriadi melanjutkan pertanyaan berikutnya. "Ada empat kelas, Pak. Satu kelas ada 30 mahasiswa. Semuanya kelas karyawan, Pak. Mulainya malam," ucap Rufman. (Baca: Kemenristek dan Dikti Curigai Ijazah STIE ISM Tangerang)

"Loh, tadi katanya ada 300 mahasiswa. Kalau cuma ada empat kelas, dikali 30 orang, cuma 120 kan. Sisanya di mana?" ujar Supriadi keheranan.

Ketiga pengurus itu hanya bisa terdiam. "Bapak ini gimana, katanya ketua, tetapi jumlah mahasiswa tidak tahu, jumlah lulusan tidak bisa jawab, anggaran tahunan juga tidak bisa jawab," tutur Supriadi.

Semua kebingungan Supriadi dan tim dijawab satu per satu oleh tiga pengurus itu. Mereka beralasan bahwa jumlah mahasiswa 300 orang itu tidak hanya di sana, tetapi ada di cabang-cabang STIE ISM lainnya.

Rufman juga mengaku tidak bisa menjawab dengan detail karena sedang fokus mengurus gedung baru mereka di daerah Tigaraksa.

Karena mendapat jawaban berputar-putar, Supriadi dan tim pun mulai mengerucut ke persoalan utama.

"Saya tidak tahu ya, Bapak ini tidak mengerti sama sekali tentang perguruan tingginya. Saya tanya dosen di sini ternyata mereka guru sekolah menengah yang diperbantukan. Dosennya juga tidak terdaftar di sini. Apa kita tutup saja ya perguruan tinggi ini, kan mau pindah ke Tigaraksa juga, sementara di sini ditutup dulu," sebut Supriadi.

"Loh, jangan Pak, jangan," balas Rufman, Muhammad, dan Bobby secara bersamaan.

Dari pemeriksaan sementara, Supriadi menilai STIE ISM tidak layak sebagai perguruan tinggi. Namun, pemeriksaan masih berlanjut sehingga keputusan menunggu pemeriksaan rampung.

Nantinya, tim akan membuat surat rekomendasi ke Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berdasarkan hasil pemeriksaan, apakah akan membubarkan atau membina perguruan tinggi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com