Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Dinas Pertamanan Punya Rp 2,4 Triliun Baru Terpakai Rp 200 Miliar, Lucu Enggak?

Kompas.com - 29/09/2015, 07:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku kecewa terhadap kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI. Sebab satuan kerja perangkat daerah (SKPD) itu tidak maksimal menyerap anggaran dengan baik. 

"Kamu bayangin Dinas Pertamanan punya anggaran beli tanah Rp 2,4 triliun, tapi dia baru pakai Rp 200 miliar. Lucu enggak? Beli tanah saja enggak bisa," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (28/9/2015). 

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI sendiri membebaskan lahan sesuai dengan aturan Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Salah satunya dengan menyertakan Surat Keputusan (SK) Penetapan Gubernur untuk pembebasan lahan. Di tiap lokasi pembebasan lahan harus ada SK Penetapan Gubernur untuk selanjutnya diproses pembuatan Surat Keterangan Tanah (SKT) ke Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Basuki membantah hal itu. Menurut dia, masih ada oknum Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI yang masih bernegosiasi dengan pemilik lahan. Dengan kata lain, masih ada oknum Dinas Pertamanan yang meminta kickback atau komisi.

"Kalau kamu punya duit Rp 2,4 triliun buat beli lahan, kamu harus cari lahan Rp 5-6 triliun dan kalau perlu Rp 10 triliun. Kalau ada pembatalan-pembatalan kan jadi cepat. Tapi ini duit beli tanah ada Rp 2,4 triliun dan kamu cuma ketemu orang mau beli lahan Rp 1,5 triliun, kan lucu, di situ sudah silpa (sisa lebih perhitungan anggaran) saya bilang," kata Basuki. 

"Makanya saya tuduh ini ada komisi di kalian yang membuat tidak mau beli tanah. Termasuk oknum di Dinas Tata Air," kata Basuki. 

Sehingga, lanjut dia, Jumat ini akan merombak pejabat eselon lagi. Para pejabat yang tidak benar mengadakan lahan akan dijadikan staf.

Untuk mengoptimalisasi serapan anggaran 2016, Basuki menargetkan pembebasan lahan rampung dikerjakan November-Desember ini. Jika tidak rampung, pejabat-pejabat itu akan dijadikan staf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com