Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggagas "Tempat Aman Anak"

Kompas.com - 22/10/2015, 09:28 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polda Metro Jaya menggagas "Tempat Aman Anak" untuk wilayah Jakarta. Program ini untuk memberikan rasa aman anak saat mereka bermain di luar.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, Tempat Aman Anak ini setidaknya akan memberikan rasa aman jika anak dalam keadaan terancam.

Anak dapat mendatangi rumah atau toko yang sudah ditempeli stiker "Tempat Aman Anak".

"Ini bagian dari cepat tanggap agar anak-anak tidak merasa sendirian jika mereka ketakutan atau terancam," kata Krishna di Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Badan Pembinaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) akan menjadi garda depan dalam merespons informasi dari tempat aman anak mengenai kondisi anak-anak.

"Jadi wilayah Tempat Aman Anak ini, Polda Metro khususnya Babinkamtibmas akan mencari masyarakat dan menyeleksi tempat-tempat, ruko, maupun rumah tangga dijadikan agen untuk ditempelkan stiker ini dengan berbagai pertimbangan," kata Direktur Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Budi Widjanarko.

Anak-anak yang mendapat kekerasan atau dalam keadaan terancam dapat masuk ke dalam tempat aman anak tersebut.

Setelah itu, pemilik rumah langsung menghubungi polisi setempat atau Babinkamtibmas yang terdekat.

"Jadi kita punya 845 personel Babinkamtibmas yang akan menempelkan stiker ini di rumah-rumah tau toko-toko yang siap jadi agen dalam rangka untuk memberikan rasa aman bagi anak," kata Budi.

Standar khusus

Psikolog anak, Seto Mulyadi, menjelaskan, untuk mendapatkan hasil yang bagus dalam program Tempat Aman Anak, polisi dan masyarakat diminta untuk saling bersahabat terlebih dahulu.

Polisi diminta untuk melakukan kunjungan secara teratur dan warga yang rumahnya akan ditempeli stiker ini pun harus selalu berkonsultasi dengan kepolisian setempat.

"Jadi persahabatan yang akrab antara polisi dan warga harus terus dikembangkan justru melalui ide tempat aman anak ini," kata pria yang akrab dipanggil Kak Seto itu, di Jakarta, Rabu.

Warga yang rumahnya ditempeli striker tempat aman anak ini tak perlu memiliki kemampuan konseling yang mumpuni. Apalagi ruangan khusus untuk sang anak diberikan konseling oleh pemilik rumah.

"Ini hanya dalam keadaan darurat. Jadi yang penting adalah ada warga yang siap di tempat dan warga itu memahami penuh makna dari hak anak."

"Jadi ini keadaan darurat, begitu lari lepas langsung lapor ke Babinkamtibmas dan Babinkamtibmas ini akan menjemput anak ini. Jadi ini ujung tombak dari kepolisian dengan memberdayakan masyarakat sendiri," kata Seto.

Kendati demikian, menurut Seto, polisi harus teliti dalam memilih warga yang tempatnya akan dijadikan tempat anak. Jangan sampai tempat tersebut malah berakibat sebaliknya bagi anak.

"Jadi perlu ada standar khusus. Jangan sampai ada hal yang dikhawatirkan, justru di situ ada predator seksual. Begitu anak masuk, bukannya diselamatkan, malah menjadi korban berikutnya," kata Seto.

Standar khusus yang dimaksud yakni memahami anak dan memiliki reputasi yang baik. Polisi harus mewawancarai tetangga sekitar dan mendapat rekomendasi dari warga sendiri.

"Jadi bukan asal tunjuk saja. Artinya, jangan sampai tempat ini bukan tempat aman anak, malah jadi bahaya buat anak," ujar Seto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com