Leopard ditetapkan sebagai pelaku bom Mall Alam Sutera yang terjadi beberapa kali sejak bulan Juli 2015 hingga 28 Oktober 2015 kemarin.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSRC (Communication and Information System Security Research Centre) Pratama Persadha mengatakan, modus pemerasan dengan meminta bitcoin biasa terjadi di luar negeri.
Di Indonesia, modus tersebut termasuk baru dan jarang ditemukan.
"Modus minta bitcoin sebenarnya supaya pelaku tidak terdeteksi. Biasanya bitcoin juga digunakan organisasi kriminal di luar negeri. Mereka money laundry juga pakai bitcoin karena ada unsur anonim di sana," kata Pratama kepada pewarta, Jumat (30/10/2015).
Pratama menjelaskan, bitcoin bisa digunakan untuk bertransaksi di internet. Bahkan, kini, di beberapa negara, bitcoin bisa ditukar dengan uang tunai.
Nilai tukar bitcoin termasuk tinggi. Lebih luas lagi, bitcoin sudah diterima oleh sejumlah toko online sehingga termasuk alat pembayaran yang sah.
Hal-hal tersebut yang membuat bitcoin cukup diminati di luar negeri. Walaupun bisa anonim untuk menggunakan bitcoin, Leopard tetap dapat dilacak dari alamat IP saat mengirim e-mail ke manajemen Mall Alam Sutera.
Leopard mengirim e-mail dua kali untuk meminta bitcoin kepada manajemen mal, satu e-mail dibalas, satunya tidak.
Manajemen Mall Alam Sutera sempat memberikan 0,25 bitcoin atau sekitar Rp 700.000. Namun, yang diminta Leopard adalah 100 bitcoin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.