Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Kasus Dugaan Malapraktik, RS Awal Bros "Diserbu" Banyak Pihak

Kompas.com - 13/11/2015, 15:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Manajer Pemasaran RS Awal Bros Yadi Haryadi menceritakan pihak rumah sakit sudah didatangi banyak pihak setelah kasus dugaan malapraktik terhadap Falya Raffani Blegur (1) mencuat.

Yadi mengatakan pihaknya sudah kooperatif dengan menjawab semua pernyataan mereka.

"Bayangkan, satu hari setelah kejadian itu, kami langsung dipanggil Dinas Kesehatan dan kami sudah memaparkan yang mereka tanya," ujar Yadi kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2015).

Setelah itu, anggota DPRD Bekasi juga langsung menyidak RS Awal Bros terkait hal itu. Kini, Pemerintah Kota Bekasi sudah memiliki tim investigasi untuk menyelidiki kasus dugaan malapraktik itu.

Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga telah memeriksa pihak rumah sakit terkait kasus tersebut. Beberapa asosiasi dokter juga telah mendatangi mereka.

"Semua penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan sudah kami sampaikan semua kepada mereka," ujar Yadi.

Yadi mengatakan pihak rumah sakit ingin menunggu seluruh proses penyelidikan tersebut sampai selesai.

Atas alasan itu juga, Yadi tidak ingin memberi penjelasan atau kronologi mengenai perawatan yang dialami Falya selama di rumah sakit kepada publik.

Mereka meminta pihak keluarga bisa sabar menunggu hasil penyelidikan kematian Falya. Itu juga yang menjadi alasan pihak rumah sakit belum menjelaskan kejelasan kasus Falya kepada pihak keluarga. Rumah sakit juga belum menanggapi somasi pihak keluarga karena alasan itu.

"Dan saya juga sudah sampaikan ke keluarga, kemarin saya sudah bertemu mereka. Saya sampaikan mohon kesabaran dari keluarga untuk menunggu semua proses selesai. Karena enggak segampang itu," ujar Yadi.

Sebelumnya orangtua Falya, Ibrahim Blegur menceritakan awalnya Falya didiagnosa pihak rumah sakit dehidrasi ringan pada 28 Oktober 2015. Perawat pun juga menyebut bahwa kondisi Falya sehat setelah beberapa saat dirawat.

"Sudah sehat setelah sehari dirawat, sempat lompat-lompat di tempat tidur, makan habis terus, ceria itu," ungkapnya. (Baca: Somasi Tak Direspons, Ayah Bayi Korban Malapraktik Mengadu ke Polda)

Sehari setelah itu, Falya disuntik antibiotik oleh pihak rumah sakit. Kondisi Falya setelah disuntik malah memburuk. Kondisi badan dan bibir Falya membiru. Badan Falya pun dingin dengan perut membengkak.

"Saya tanya ke istri saya kenapa, katanya disuntik antibiotik, enggak ada penjelasan," kata Ibrahim. (Baca: RS Awal Bros Persilakan Keluarga Falya Laporkan Dokternya ke Polisi)

Kondisi Falya pun semakin kritis. Saat malam hari, pihak rumah sakit tidak menjelaskan kondisi dari Falya sampai akhirnya masuk ruang ICU. Sampai akhirnya, Falya pun dinyatakan meninggal pada Minggu (1/11/2015).

Kini, keluarga Falya sudah melaporkan dokter berinisial YWA yang menangani Falya ke Polda Metro Jaya. Dokter tersebut dilaporkan atas dugaan malapraktik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com