"Mereka sering tawuran di sini, orang udah enggak heran lagi. Kejadiannya aja rutin, bisa tiga sampai lima kali sebulan," ucap Danar (23), pegawai Family Battery di Otista Raya, Jakarta Timur, saat ditemui di lokasi, Sabtu (28/11/2015).
Kondisi ini, tak jarang membuat Danar diselimuti rasa takut. Apalagi, saat menjaga toko, terkadang ia merasa was-was ketika malam menjelang.
"Ngeri juga ya kalau kejadian terus menerus. Ini saja kaca di lantai dua sudah pecah kena lempar batu," ungkap Danar.
Selain Danar, warga lain pun mengaku takut saat tawuran antar warga itu berlangsung.
"Udah sering begini, saya mah enggak berani, lebih baik menghindar saja, dari pada nanti kena pukul," ucap Sandi (61) yang berprofesi sebagai tukang parkir.
Sandi juga menjelaskan, keributan itu telah terjadi sejak lama. Sekitar tiga atau empat tahun lalu.
"Udah dari 2011-an, mereka seperti musuh bebuyutan. Padahal, mereka dulu udah pernah dikumpulin sama RT, RW, tapi nggak selang lama mereka ribut lagi," cerita pria berkulit sawo matang itu.
Dia menjelaskan, aksi ricuh ini biasanya terjadi pada dini hari, sekitar pukul 00.00-03.00 WIB. Namun, pada Jumat lalu, tawuran pecah lebih cepat, yakni sekitar pukul 19.00 WIB (Baca juga: Usai Johar Baru, Tawuran Warga Terjadi di Otista Raya).
Kalangan pemuda dari berbagai usia berbondong-bondong datang ke jalan sambil membawa berbagai alat sebagai senjata, mulai dari bilah kayu hingga pisau. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, pasukan tiap kelompok bisa mencapai 50 orang lebih.
Sebelumnya, dalam sepekan ini telah terjadi dua tawuran warga. Pertama di Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamia (26/11/2015) dini hari. Kedua di kawasan Bidaracina, Jakarta Timur, pada Jumat (27/11/2015) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.