Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dikalahkan" Golput, Ikhsan Modjo Salahkan Peraturan

Kompas.com - 09/12/2015, 16:42 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Calon wali kota Tangerang Selatan nomor urut 1, Ikhsan Modjo, menanggapi 'kemenangan'  golongan putih (golput) di tempat pemilihannya, TPS 37, Rawa Buntu, Tangerang Selatan.

Di TPS tersebut, jumlah golput sebanyak 400 suara lebih dari 584 daftar pemilih tetap (DPT).

"Bisa dibilang peraturan yang ada menguntungkan incumbent," kata Ikhsan saat ditemui di Tempat Pemenangan Ikhsan - Li Claudia, Tangerang Selatan, Rabu (9/12/2015).

Ruang gerak calon non-petahana dianggap dibatasi dalam konteks sosialisasi. Termasuk dalam pemasangan alat peraga kampanye oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tangerang Selatan.

"Kita sangat merasakan sekali persaingan tidak sehatnya. Saat kita masang APK langsung dicopot," kata Ikshan. (Baca: Ikhsan Modjo Sebut Isu Politik Uang Gencar, tetapi Tak Dapat Bukti)

Namun, lanjut Ikhsan, saat petahana, yakni Airin - Benyamin memasang foto dalam iklan pemerintah daerah Tangerang Selatan, Panwasda Tangsel tidak mencopot.

"Kita secara telanjang dan kasat mata melihat incumbent diuntungkan. Misalnya penggunaan APBD dan fasilitas lainnya untuk kampanye Pilkada ini," tegas Ikhsan.

Dari dugaan tersebut, Ikhsan menambahkan wajar jika dalam wilayahnya sendiri banyak golput. Karena, sebagian warganya tidak mengetahui adanya Pilkada dan calon lain selain petahana. (Baca: Golput "Menang" di TPS Ikhsan Modjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com