JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti berpendapat, media massa memiliki andil dalam maraknya laporan orang hilang yang diduga terkait Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di sejumlah wilayah. Badrodin mengatakan, hal tersebut justru membuat resah banyak orang.
"Itu kan akibat pemberitaan di media. Media itu kan memberitakan gencar-gencar soal Gafatar orang hilang ini itu. Akhirnya, masyarakat di perkampungan menjadi resah dan timbul penolakan-penolakan," ujar Badrodin di Jalan Lapangan Banteng, Rabu (20/1/2016).
Badrodin pun meminta agar media massa tidak hanya membuat berita yang sesuai fakta terkait Gafatar, tetapi juga membuat berita yang tidak provokatif dan membuat resah banyak orang.
Gafatar menjadi sorotan sejak pelajar SMA bernama Ahmad Kevin Aprilio menghilang bersama ayahnya pada 26 November 2015. (Baca: Mantan Jubir Gafatar: Apa Salah Kami?)
Sebuah surat ditemukan sang ibu, Yunita, yang berisi agar Kevin segera menentukan sikap karena waktu akan terus mengejar. Semenjak kasus hilangnya Kevin mencuat, satu per satu laporan orang hilang mulai terangkat ke publik. Semuanya terkait dengan organisasi yang dibina oleh Ahmad Mosshadeq tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, sudah ada 164 orang yang dilaporkan hilang dan diduga terkait Gafatar. Data dihimpun dari pemberitaan di media massa selama ini. Jumlah itu bisa saja lebih besar karena banyak kasus yang tidak terangkat ke media.
Mereka yang hilang berasal dari beragam kalangan, mulai dari pelajar SMP, pelajar SMA, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, hingga pegawai negeri sipil.
Laporan orang hilang itu tersebar di Yogyakarta (78 orang), Nusa Tenggara Barat (12 orang), Sumatera Utara (1 orang), Sumatera Barat (30 orang), Jawa Tengah (20 orang), Jawa Barat (21 orang), dan Jawa Timur (2 orang). Mereka yang hilang ini tak diketahui arahnya.
Namun, ada pula yang mengaku akan ke Kalimantan Barat. Semenjak pamit meninggalkan rumah, kontak komunikasi dengan keluarga langsung terputus. (Baca: "Semoga Peristiwa Kekerasan terhadap Anggota Gafatar Tak Terulang Lagi")
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.