Untuk mereka yang berdomisili di wilayah Jakarta, Depok, dan Bekasi, para anggota organisasi yang dinilai sesat tersebut dibina terlebih dahulu di panti Sosia Bina Insan, Ceger, Cipayung, Jakarta, sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing.
Kepala Panti Bina Insan, Harjanto, mengatakan, belum tahu hingga kapan para anggota Gafatar akan dibina. Pihaknya hanya mendapatkan perintah untuk memberikan pendampingan hingga psikologis mereka pulih.
"Saya tidak tahu sampai kapan, kita berikan pendampingan hingga pulih. Yang kita utamakan adalah memberikan pendampingan dan memberikan kebutuhan primer yang dibutuhkan," ujar Harjanto di Panti Bina Insan, Minggu (24/1/2015)
Harjanto mengatakan, saat tiba di Jakarta, para anggota Gafatar hanya membawa barang seadanya. Oleh karena itu pihak panti telah menyiapkan keperluan utama seperti sandang dan pangan.
"Barang yang dibawa mereka tidak terlalu banyak, terutama pakaian. Oleh karenanya tadi telah kita berikan," ujarnya.
Selain memulihkan psikoligis, Panti juga akan memberikan penyululuhan wawasan kebangsaan dan agama yang dibantu oleh sejumlah relawan dan Majelis Ulama Indonesia.
Menurut Harjanto, dalam pemulihan tersebut, Kementerian sosial telah berkoordinasi dengan kemenpolhukam dan Kementerian Agama.
"Intinya, yang paling pertama psikoligis dan mental mereka dulu yang harus pulih, setelah itu yang lainnya kita telah berkoordinasi dengan lembaga terkait," ucapnya.
Pada Sabtu (23/1/2016) kemarin, 568 orang mantan anggota Gafatar dari Kalimanta tiba di Jakarta. Mereka dipulangkan menggunakan pesawat dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 07.15 WIB. (Taufik Ismail)