Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pendaftar Program Pelatihan Kerja di Jakarta Usai Bom Thamrin

Kompas.com - 25/01/2016, 16:22 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salsabila (19) tampak seksama memperhatikan penjelasan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Selatan, Eny di kantor PPKD, Jalan Buncit Raya, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Warga Cipayung tersebut sengaja datang ke PPKD Jakarta Selatan untuk mendaftar dalam pelatihan kerja yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta ini.

Salsabila bercerita mengetahui adanya program pelatihan ini dari jejaring sosial. Persisnya, ia diberitahu oleh orangtuanya.

"Jadi orangtua saya kasih info ini ke saya. Bilang ke saya, 'daripada kamu nganggur, mending ikut pelatihan'," kata Salsabila kepada Kompas.com di Jakarta, Senin.

Salsa mengungkapkan dirinya baru keluar dari pekerjaannya di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Alasannya, orangtua Salsabila takut setelah ada peristiwa bom di Jalan MH Thamrin, Kamis (14/1/2016) lalu.

"Orangtua saya takut setelah ada bom di Thamrin itu. Bilangnya, mengincar perusahaan asing, jadi takut kena ke saya," kata Salsabila.

Lulusan SMK jurusan Farmasi di Depok tersebut baru bekerja selama dua pekan di perusahaaannya yang kemarin. Saat ini, ia mendaftar jurusan Desain Grafis di PPKD Jakarta Selatan.

"Memang enggak nyambung, tapi saya suka tantangan baru," kata Salsabila.

Untuk mendaftar pelatihan program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta tak sulit. Persyaratannya, lanjut Salsabila, seperti melamar kerja pada umumnya.

Syarat tersebut antara lain, KTP DKI Jakarta, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), kartu kuning kelurahan, surat keterangan sehat dari Puskesmas, foto berwarna, fotokopi ijazah dan berusia antara 17 tahun hingga 50 tahun.

Rencananya pelatihan mulai dilakukan pada awal Februari nanti. Pelatihan ini juga terselenggara di wilayah DKI lainnya, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com