Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Cathay Pacific Mengaku Hanya Iseng Menyebut Bom di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 28/01/2016, 16:42 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Humas Otoritas Bandara Soekarno-Hatta Mochamad Syukur menceritakan bagaimana penumpang Cathay Pacifi, Djoni, menyebut kata "bom" di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (28/1/2016) pagi.

Kata itu diucapkan Djoni ketika ditanya petugas check in bernama Nurul Lolita. (Baca: Bercanda Bawa Bom, Penumpang Cathay Pacific di Bandara Soekarno-Hatta Diamankan)

"Waktu lagi diperiksa sama petugas check in, ditanya Bapak ada bawa barang apa, dijawab sama Djoni dengan kalimat 'tidak membawa bom' begitu. Walaupun kalimatnya begitu, karena ada kata bom, dianggap mengancam keselamatan penerbangan," kata Syukur kepada pewarta, Kamis sore.

Tidak lama setelah itu, Djoni langsung diamankan dan dibawa ke kantor Otoritas Bandara guna menjalani pemeriksaan.

Saat diperiksa, Djoni mengaku hanya iseng mengucapkan kalimat seperti itu.

"Dia ngakunya cuma iseng, spontan saja ngomong begitu, mengucapkan kata bom," tutur Syukur.

Setelah beberapa jam diperiksa, Djoni diizinkan untuk pulang dan diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. (Baca juga: Lagi, Penumpang Pesawat Mengaku Bawa Bom)

Atas tindakannya, Djoni tidak dikenakan sanksi apapun. Namun, pria itu tetap diberikan peringatan tegas. Djoni juga batal terbang ke Hongkong karena sempat diamankan petugas.

Sedianya Djono terbang dengan maskapai Cathay Pacific tujuan Hongkong pukul 08.20 WIB.

Adapun ketentuan tentang larangan bercanda membawa bom dalam dunia penerbangan diatur di Pasal 437 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com