Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda: Ada Oknum yang "Main" di Kalijodo, Polisi, Tentara, tetapi Itu Dulu

Kompas.com - 29/02/2016, 18:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, ada oknum aparat yang "bermain" di Kalijodo.

Sejak dulu, kata dia, Kalijodo rawan premanisme dan prostitusi. (Baca: Taman Kalijodo Akan Dilengkapi Mini Theatre hingga Area Skateboard).

"Tempat ini, dulu saya dan Pak Teddy pernah tugas di sini, dari (pangkat) letnan. Di sini selalu ada preman dan prostitusi. Saya jujur, ada oknum juga yang main, polisi, tentara, tapi dulu ya, makanya penertiban (sekarang) perlu melibatkan TNI," kata Tito saat berkunjung ke Kalijodo, Senin (29/2/2/2016).

Hari ini, bangunan-bangunan di Kalijodo dirobohkan untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut sebagai ruang terbuka hijau.

Tito juga menyampaikan pendapatnya mengenai perlunya penertiban Kalijodo melibatkan semua unsur aparat, baik polisi maupun TNI.

Jika penertiban Kalijodo hanya melibatkan anggota kepolisian, dia khawatir ada oknum TNI yang menghalang-halangi penertiban.

Demikian juga jika penertiban hanya melibatkan Satpol PP. Dikhawatirkan, kata Tito, akan ada oknum polisi yang mengganggu proses penertiban.

Saat ditanya lebih jauh mengenai oknum aparat yang disebutnya "bermain" di Kalijodo, Tito enggan menjelaskan lebih lanjut. (Baca: Djarot: Kalijodo Nanti Jadi Taman Tempat Muda Mudi Cari Jodoh).

Ia hanya mengatakan bahwa informasi itu sudah menjadi rahasia umum. Meskipun demikian, Tito menjamin sekarang tidak ada lagi oknum aparat yang bermain di Kalijodo.

Secara terpisah, Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Teddy Lhaksmana menyampaikan, apa yang dilakukan personel TNI dalam penertiban kawasan Kalijodo, sudah sesuai prosedur yang berlaku.

Kehadiran TNI juga disebutnya berperan untuk menambah kekuatan pengamanan dan antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebelumnya, kehadiran TNI dalam penertiban bangunan di Kalijodo ini menuai kritik. Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Hafidz Abbas, menyesalkan keterlibatan TNI.

Menurut dia, TNI sedianya tidak lagi dilibatkan dalam kegiatan semacam itu. (Baca: Taman di Kalijodo Ditarget Rampung Lima Bulan).

"Kan tujuan dari pembongkaran ini untuk menertibkan. Kalau memang menertibkan, artinya harus mengedepankan dialog. Namun, apa yang diperlihatkan saat ini jauh dari kesan dialog. Yang ada hanya arogansi," kata Hafidz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com