JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pasar Ikan, RW 04 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan kesulitan mendapat pasokan air bersih. Salah seorang warga, Sulastri (40) mengaku kesulitan air bersih sudah dirasakan sekitar tiga minggu ini.
"Pas mulai ada omongan-omongan kalau mau ditertibkan tuh udah dimatiin airnya," ujar Sulastri saat ditemui dikawasan Pasar Ikan, Jakarta Utara, Rabu (6/5/2016).
Selama itu, Sulastri mengandalkan pasokan air dari penjual air keliling di sekitar rumahnya. Selain itu, ia pun memanfaatkan fasilitas air dari toilet umum di dekat kediamannya.
"Saya untungnya ada WC ini nih, soalnya kan airnya dialirin dari Luar Batang," kata dia.
Hal senada diungkapkan oleh warga Pasar Ikan lainnya, Sunengsih (42). Kondisi itu membuatnya harus lebih menghemat pasokan air yang ada di rumahnya.
"Ya harus irit-irit kalau pakai air. Belum nanti anak-anak pipis atau buang air besar gitu kan repot kalau enggak ada air," ucapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air, sehari-harinya, Sunengsih membeli dari penjual air keliling. Air tersebut dijual per jerigen dengan harga Rp 5000.
Setiap harinya, ia membeli air bersih tersebut hingga lima jerigen.
"Anak saya banyak, ada lima. Air harus beli, semua harus beli, jadinya kan pengeluaran makin banyak," imbuhnya.
Pasar Ikan ini akan ditertibkan terkait adanya program revitalisasi kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa.
Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Utara pun telah melayangkan Surat Peringatan (SP) 2, untuk warga Pasar Ikan, RW 04 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Rabu (6/4/2016).