Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Pihak Kecamatan, Ini Penyebab Sawah Besar Dapat Ranking Terendah di Qlue

Kompas.com - 08/04/2016, 13:38 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, menempati posisi terendah dengan poin 52 dalam Qlue periode Januari-Maret 2016.

Menurut Sekretaris Kecamatan Sawah Besar Wahyu Prabowo, ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab rendahnya rangking Kecamatan Sawah Besar.

"Kalau saya lihat, ini kan di Karang Anyar ya khususnya, kebanyakan itu masalah parkir. Kemudian masalah bangli, bangunan liar, kalau cuma satu-dua rumah lurah bisa menertibkan itu, tetapi kalau di atas itu perlu ada sosialisasi kan. Tetapi yang paling banyak parkir itu," kata Wahyu kepada Kompas.com di Kantor Kecamatan Sawah Besar, Jumat (6/4/2016).

Menurut Wahyu, maraknya parkir di sembarang tempat disebabkan padatnya pemukiman penduduk di Sawah Besar.

(Baca: Dapat Ranking Terendah di Qlue, Pihak Kecamatan Sawah Besar Mengaku Kaget)

Warga disebutnya tidak memiliki lahan yang memadai untuk memarkir kendaraan mereka.

"Karena wilayah padat, mereka punya mobil motor, tetapi enggak punya halaman, mereka parkir di pinggir rel," ujar Wahyu.

Ia menyebut, kecamatan sudah beberapa kali melakukan penertiban. Namun, parkir sembarangan tersebut terus berulang.

"Sudah kita lakukan, beberapa kali kita lakukan penertiban dengan derek itu sudah kita lakukan. Kita sudah melakukan operasi itu, tetapi ada lagi," tutur Wahyu.

Selain itu, Wahyu mengatakan bahwa luasnya salah satu kelurahan di wilayah Sawah Besar, yakni Pasar Baru, membuat Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kewalahan membersihkan lingkungan. 

"Yang banyak Pasar Baru karena memang wilayahnya terlalu luas dia. Kita kan sudah mengevaluasi, cuma kan PPSU tidak bisa menangani keseluruhannya itu loh," katanya.

(Baca: Ahok Ungkap Ada Lurah Buat Laporan Palsu di Qlue )

Khusus di Kelurahan Pasar Baru, kata dia, masalah yang kerap terjadi di sana berkaitan dengan kebersihan. Ada pula aksi corat-coret di dinding yang kerap dilakukan sejumlah orang.

"Itu sudah mereka (PPSU) lakukan, sudah di-TL (tindaklanjuti), tetapi karena terlalu luas itu, karena kan kebersihan itu namanya disapu pagi, siangnya kotor lagi, keterbatasan PPSU," ujar Wahyu.

Ia juga mengatakan bahwa pihak Kecamatan Sawah Besar segera berkoordinasi dengan kelurahan terkait ranking Qlue ini.

"Nanti kita evaluasi semuanya, apakah yang ini sudah di-TL. Mungkin kita hari Senin karena biasanya kita ada koordinasi di tingkat kecamatan, nanti kita bahas di situ," katanya.

Kompas TV Ada Aplikasi untuk Keluhan Warga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com