JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai rencana pembentukan koalisi gemuk oleh Partai Gerindra bukan merupakan barang baru.
Koalisi gemuk kata Lucius pernah dilakukan pada Pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2014. Jadi tidak aneh menurutnya kembali terbentuk wacana tersebut.
Lucius mengatakan, politik bersifat pragmatis, di mana tidak ada prinsip untuk mengusung satu bakal calon saja.
"Tergantung siapa figurnya, tapi siapa figur yang bisa didukung itulah yang bisa mengubah konstelasi," ujar Lucius di Gedung Joeang, Sabtu (14/5/2016).
Lucius menilai, adanya koalisi partai hingga pembentukan relawan gabungan untuk melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merupakan sebuah uji coba untuk melihat sejauh mana format tersebut sukses untuk menjungkalkan Ahok.
Menurutnya, akan cukup sulit bagi sebuah partai maupun seorang bakal calon gubernur DKI untuk melawan Ahok secara langsung. (Baca: Mereka yang Berseberangan dengan Ahok Berkumpul di "Orang Kita")
"Saya melihat orang-orang sedang mencari format untuk menjungkalkan Ahok, banyak model dan mencobanya. Koalisi ini, koalisi itu, itulah yang disodorkan oleh orang-orang," ujar Lucius.
"Karena jika face to face dengan Ahok saya kira masih susah, kepercayaan masyarakat terhadap partai politik rendah, dan tidak ada figur yang diusung oleh partai yang saat ini mampu mengalahkan Ahok," sambung Lucius. (Baca: Survei Cyrus: Elektabilitas Ahok Masih Dominan Dibanding Calon Penantangnya dalam Pilgub DKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.