Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: Penghapusan "Three in One" Dipaksakan dan Tak Dikomunikasikan dengan DPRD

Kompas.com - 16/05/2016, 07:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menghapus kebijakan "three in one" di ruas protokol, Senin (16/5/2016) ini. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung mengatakan penghapusan kebijakan itu dipaksakan karena pada saat uji coba penghapusan kebijakan itu diberlakukan, kemacetan di ruas jalan protokol terbukti lebih parah.

"Teman-teman sudah tahu, (penghapusan) three in one kemarin proses uji cobanya kan gagal. Tapi saya lihat, itu (penghapusan three in one) dipaksakan dan jelas tidak dikomunikasikan dengan DPRD," kata Lulung, saat ditemui wartawan usai bersosialisasi dengan warga, di kawasan Ragunan Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2016).

Saat uji coba penghapusan three in one, kata Lulung, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak mengkomunikasikan hal ini kepada DPRD DKI Jakarta. Ia pun mengimbau agar kebijakan three in one tetap berjalan untuk mengantisipasi kemacetan ibu Kota.

Selain itu, lanjut dia, Ahok harus berkomunikasi dengan kepala daerah penyangga. Sebab, banyak kendaraan dari Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, dan Karawang yang masuk ke Jakarta dan akan terkena dampak dari dihapusnya thee in one.

"Ini kan pemerintah jalan sendiri, seakan enggak punya rakyat dan lupa dia dipilih rakyat. Pemerintah sekarang kan begitu, dia tidak perlu rakyat tapi mengelola uang rakyat dan tidak berkomunikasi dengan rakyat," kata Lulung.

Sebelumnya keputusan penghapusan three in one diambil setelah pertemuan antara Ahok dengan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Syamsul Bahri. Dishubtrans DKI Jakarta sebelumnya juga telah melaksanakan forum group discussion (FGD) bersama Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) pada Selasa (10/5/2016) lalu.

Mereka akan menyediakan bus gratis di sepanjang jalur three in one dan mempercepat proses sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP).

Kompas TV â??3 in 1â?? Dianggap Miliki Dampak Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com