Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Kebijakan Palang Pintu

Kompas.com - 30/05/2016, 10:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk meminimalisir penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menagih kewajiban pengembang serta kontribusi. Jika pengembang tidak memberi kontribusi, Basuki tidak akan menerbitkan izin bagi mereka.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menyebutnya sebagai kebijakan palang pintu. Palang pintu merupakan kesenian khas Betawi untuk membuka penghalang seseorang masuk daerah tertentu. Seseorang itu harus melakukan berbagai cara yang disyaratkan tuan rumah agar penghalang terbuka.

"Orang bilang, (kebijakan) ini preman. Tapi saya menyebutnya ini budaya palang pintu," kata Ahok, beberapa waktu lalu.

Ahok mencontohkan, jika ada pengembang yang ingin menaikkan koefisien lantai bangunan (KLB) mereka, harus membayar kewajiban. Seperti contohnya Mori Building Company yang ingin menaikkan KLB mereka.

Pemprov DKI Jakarta meminta perusahaan tersebut membangun tambahan jalan layang di Semanggi. Jika kewajiban dalam bentuk fasos fasum tidak dibangun, maka Pemprov DKI Jakarta tidak menerbitkan sertifikat layak fungsi atau SLF.

"Kalau mau ngeruk laut DKI juga boleh, asal kontribusi 15 persen dari nilai jual objek pajaknya, Bos," kata Ahok.

Ahok juga menginginkan pemilik properti atau pengembang bertanggungjawab atas trotoar yang ada di depan gedung perkantoran mereka. Pemprov DKI Jakarta membutuhkan waktu dan biaya tinggi untuk dapat membereskan 2.600 kilometer trotoar.

"Tiap tahun butuh Rp 100 miliar dan butuh 25 tahun memperbaiki semua trotoar di Jakarta," kata Basuki.

Seluruh kewajiban pengembang itu dikembalikan dalam bentuk fasilitas publik, bukan dengan uang. Sementara APBD DKI Jakarta akan difokuskan untuk pelayanan pendidikan, kesehatan, dan transportasi.

"Saya ingin setiap hari ada operasi pasar di Jakarta. Warga Jakarta harus bisa dilayani dari pendidikan, agama, budaya, kesehatan, sampai kantong atau dompetnya," kata Basuki.

Kompas TV Kontribusi Reklamasi Untuk Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com