JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait meminta agar orangtua lebih ketat mengawasi anak-anaknya. Pengawasan ini bertujuan mencegah terjadinya kekerasan seksual.
Arist mencontohkan kasus pencabulan yang dilakukan oleh Syaifullah (21) alias Ipul terhadap AN (12), di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Saya kira itu artinya sangat bobol pengawasan orangtua. Apalagi hidup di jalanan," kata Arist saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Menurut Arist, peran keluarga dalam memberikan perhatian pada anak harus ditingkatkan. Pasalnya keluarga memiliki peran penting untuk bisa menanamkan nilai, khususnya terhadap anak-anak yang masih berusia sekolah dasar (SD).
"Ini bobol bentengnya dalam hal keluarga memberikan perlindungan bagi anak-anak. Sehingga anak-anak SD jadi korban kekerasan," kata Arist.
Selain itu, orangtua juga harus memberikan pemahaman pada anak-anak perihal dunia media sosial. Anak merupakan peniru yang baik.
"Memberikan pegertian bahwa medsos dan dunia maya bukan dunia nyata. Ada pendampingan dan berikan arahan serta pengertian," ungkap Arist.
AN menjadi korban pencabulan oleh Ipul. Keduanya kenal di media sosial dan menjalin hubungan asmara hingga akhirnya terjadi pencabulan.