Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Djarot soal Loyalitas Kader PDI-P yang Beda dengan Relawan Biasa

Kompas.com - 11/06/2016, 09:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, partainya tidak takut menghadapi siapa pun dalam Pilkada DKI 2017.

Sebab, kata Djarot, partainya memiliki kader sekaligus relawan yang loyal dan militan.

Dengan mesin partai semacam itu, PDI-P berhasil menduduki kursi pemerintahan.

Dalam konteks Pemilihan Kepada Daerah DKI Jakarta 2017 nanti, Djarot mengatakan, para kader ini akan mengambil bagian.

"Kamu tahu enggak kalau pilkada lalu ibu (Megawati Soekarnoputri) suruh, 'Hey kamu bantu ya ke Jakarta', pasti datang mereka untuk gotong royong. Makanya kami enggak pernah takut," ujar Djarot di Jakarta, Jumat (10/6/2016).

Meski demikian, orang yang diusung PDI-P pada akhirnya tidak sesuai dengan keinginan tiap-tiap kader.

Djarot memberi contoh, saat Pilkada DKI 2012, banyak kader yang dukungannya berat kepada Fauzi Bowo (Foke) sebagai petahana.

Hal ini karena Foke unggul dalam survei-survei kala itu.

"Ketika keputusan partai adalah Jokowi-Basuki. Prak, nurut semua," ujar Djarot.

Oleh karena itu, Djarot merasa, ada perbedaan mendasar dari kader sekaligus relawan PDI-P dengan relawan yang baru muncul dan hanya sesaat.

Relawan di partai lebih terorganisasi dan terikat aturan organisasi.

"Mereka punya cita-cita bersama yang enggak hanya seketika, saat pilkada berlalu langsung selesai. Mereka tidak dibayar. Inilah kekuatan dari PDI-P, loyalitas," ujar Djarot.

Saat Pilkada DKI 2017 nanti, Djarot mengatakan, relawan PDI-P dari daerah lain bisa ditarik ke Jakarta untuk sukseskan Pilkada DKI 2017.

Kekuatan untuk menyukseskan pilkada di Jakarta nanti juga bukan hanya datang dari kader.

Djarot mengatakan, anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P juga akan memiliki tugas khusus untuk mendulang dukungan.

"Belum lagi kami punya anggota DPR RI 109 (orang), itu bisa kami tugaskan satu orang mengorganisasi satu kelurahan. Jadi, mesin partainya jalan dan all out," ujar Djarot.

PDI-P tercatat memiliki 28 kursi di DPRD DKI. Jumlah kursi minimal bagi parpol yang ingin mengusung calon adalah 22 kursi.

Dengan demikian, PDI-P sebenarnya bisa mengusung sendiri calon tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

PDI-P saat ini tengah melakukan penjaringan calon gubernur.

Kompas TV Beredar Spanduk Duet Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com