Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kasus "Gengrape" yang Melibatkan Anak di Bawah Umur

Kompas.com - 18/06/2016, 07:56 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tindakan perkosaan secara berkelompok atau dikenal dengan "gengrape" semakin menjadi perhatian publik. Sejumlah kasus yang melibatkan pelaku lebih dari satu orang ini, sering dilakukan oleh anak di bawah umur, begitu juga dengan korbannya yang rata-rata juga masih di bawah umur.

Terkadang, sejumlah kasus tidak terekspos ke publik dengan berbagai alasan. Berikut sejumlah kasus gengrape berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dari Maret 2015 hingga Mei 2016.

17 Maret 2015, ES (13), siswi kelas 1 SMP, warga desa Priuk, Kabupaten Tangerang, diperkosa oleh tujuh orang remaja usia 14-15 tahun. Kejahatan itu dilakukan secara beramai-ramai di lapangan sepak bola, pada malam hari setelah diberikan miras secara paksa.

31 Maret 2015, R (14), siswi kelas 1 SMP, warga Lemah Abang, Bekasi, menghilang setelah diperkosa secara bergilir di dalam angkutan mikrolet oleh empat orang supir angkutan di Jakarta Selatan.

Sebelum diperkosa, R dipaksa minum minuman beralkohol dan menonton video porno. Korban R ditemukan meninggal di salah satu toilet d terminal bus di Yogyakarta oleh seorang bapak berinisial BN (65) dalam kondisi mengenaskan.

Mayat R kembali diantarkan ke tempat tinggalnya di Bekasi. 8 April 2015, RPR (17), warga Dusun Medelan Umbul Martani, Ngemplak, Sleman, dibunuh setelah diperkosa tujuh orang secara beramai-ramai.

Dua hari setelah kejadian, mayat korban dibakar oleh pelaku. Satu dari tujuh tersangka merupakan oknum polisi. 22 April 2015, seorang perempuan berinsial BG (14), warga Lampung Timur diperkosa 12 orang pria. Empat pelaku merupakan remaja usia 14 tahun.

26 Mei 2015, LK (14), siswi kelas 2 SMP, warga Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, diperkosa hingga melahirkan oleh 11 orang petani di desa Lumban Suhi-suhi.

Salah seorang pelaku merupakan kepala sekolah tempat LK bersekolah. Pelaku tersebut mengancam untuk tidak meluluskan LK jika tidak mengikuti kemauan pelaku. 12 Juni 2015, PNF (9), siswi kelas 2 SD Negeri, warga Kalideres, Jakarta Barat.

Diperkosa secara berulang-ulang oleh seorang pelaku yang merupakan tetangga korban. PNF dibunuh dan jasadnya dimasukan ke dalam kardus. Mulut PNF disumpal dengan celana dalam dan sekujur tubuhnya dilakban.

Jasad PNF dibuang di tempat pembuangan sampah, satu kilometer dari tempat tinggalnya.

19 Juli 2016, sepasang kekasih RK (15) dan kekasihnya FT (17), dirampok oleh sejumlah pemuda di kawasan perbukitan Mata Le, Desa Lambaro Kueh, Kecamatan Loknga, Kabupaten Ceh Besar, RK diperkosa secara bergilir oleh tujuh orang pelaku.

21 Agustus 2015, PS (16), warga Cisauk, Kabupaten Tangerang, tewas dengan kondisi mengenaskan setelah diperkosa oleh enam orang di Mikrolet jurusan Slipi, Binus, dan Kebun Jeruk.

14 September 2015, R (16), remaja asal Meranti, Riau tewas setelah sebelumnya diperkosa oleh pacarnya LH (17) bersama empat orang teman pelaku. R dibunuh setelah sebelumnya tidak mau diajak berhubungan intim.

21 Oktober 2015, AAP, siswi di salah atu madrasah di Jakarta Pusat ditemukan tewas mengenaskan setelah dibunuh dan diperkosa oleh Z di areal perhutanan, Desa Pengaur, Jasinga, Bogor.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Megapolitan
Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Megapolitan
Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Mau Maju Pilkada Bogor, Sespri Iriana Dinasihati Jokowi Tidak Buru-buru Pilih Partai

Megapolitan
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk 'Busway' di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk "Busway" di Pluit, Kadishub: Bisa Ditilang dan Denda Rp 500.000

Megapolitan
Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Megapolitan
Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar, Bukti Runtuhnya Benteng Perlindungan oleh Orangtua

Megapolitan
Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Berkas Lengkap, Siskaeee Cs Segera Diadili Terkait Kasus Pembuatan Film Porno

Megapolitan
Nasib Perempuan di Kemayoran Layani 'Open BO' Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Nasib Perempuan di Kemayoran Layani "Open BO" Berujung Disekap Pelanggan yang Dendam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com