Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pemelihara Ciliwung...

Kompas.com - 23/06/2016, 13:57 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sabtu (21/5/2016) pagi itu, Royani memarkir gerobak motor (germor) miliknya di bantaran Sungai Ciliwung, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sepeda motor dengan bak kecil di belakangnya itu biasa digunakan oleh Royani untuk mengangkut berkarung-karung sampah dari Ciliwung.

Royani bukanlah seorang tukang sampah. Pria 61 tahun itu adalah pendiri Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Gerakan Masyarakat Bersih Sungai Ciliwung (Gema Bersuci).

Sesuai dengan namanya, komunitas ini memiliki kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan Sungai Ciliwung.

Bersama dengan relawan lainnya yang tergabung dalam KPC Gema Bersuci, Royani secara rutin membersihkan Ciliwung dari sampah.

Menurut dia, dalam dua hari, bisa terkumpul lebih kurang 20 karung sampah dari Ciliwung.  

"Baru dua tiga hari, sampahnya sudah kayak begini," kata Royani saat membuka pembicaraan dengan Kompas.com, pagi itu.

Sampah yang dipungut dari Ciliwung itu bervariasi jenisnya, mulai dari sampah dedaunan, ranting, dahan pohon, plastik, botol, hingga sandal bekas.

Tutup TPS ilegal

Meskipun kerap berurusan dengan sampah dari Ciliwung, Royani tak pernah terlihat lelah ataupun bosan. Sejak 2011, Royani mencurahkan waktu dan tenaganya untuk Ciliwung.

Lima tahun lalu, ia mengaku terketuk hatinya ketika melihat tepian Ciliwung dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS) oleh warga di sekitar rumahnya.  

Royani kemudian merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu. Ia lalu mengubah lahan seluas 2.200 meter yang biasa dijadikan tempat sampah itu menjadi markas KPC Gema Bersuci.

Pembuangan sampah di pinggir Ciliwung itu bukan satu-satunya yang ditutup Royani. "Total sudah empat yang saya tutup, dan masih akan tetap lanjut," ujar Royani.

Usahanya menutup empat TPS ilegal ini bukan tanpa perlawanan. Bagi segelintir orang, aksi penutupan TPS ilegal oleh Royani ini sama saja dengan menutup periuk nasi mereka.

Sebab, bagi segelintir orang tersebut, sampah memiliki nilai ekonomi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com