JAKARTA, KOMPAS.com — Dr. rer. nat (doktor ilmu sains) Budiawan, ahli toksikologi kimia yang bersaksi dalam sidang mengadili Jessica Kumala Wongso, menyinggung tentang percobaan yang sebelumnya dilakukan oleh ahli toksikologi forensik dari Puslabfor Polri, Komisaris Besar Nursamran Subandi.
Nursamran melakukan uji coba untuk mengetahui volume satu kali Mirna menyedot es kopi vietnam menggunakan sedotan. Dari hasil uji coba, didapati Mirna dapat menyedot kopi sebanyak 20 mililiter yang kemudian diperkirakan jika ada sianida dalam es kopi vietnam tersebut maka 20 mililiter kopi mengandung 298 miligram sianida.
"Percobaan itu tentu tidak valid. Kemampuan sedot tiap orang berbeda-beda. Harus dibuktikan secara statistik," kata Budiawan di hadapan majelis hakim dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).
"Makanya saya tanya pandangan ahli, menurut Anda, bagaimana metode seperti itu? Kalau saya sebagai orang awam, melihatnya, soal sedot-menyedot minuman itu bukan soal kemampuan, tetapi keinginan," tutur Otto.
"Menurut saya, metode percobaan itu memang subyektif," jawab Budiawan.
Sidang mengadili Jessica masih akan mendengarkan keterangan Budiawan selaku ahli toksikologi forensik. Kini sidang diskors hingga pukul 14.00 WIB untuk istirahat makan siang.
Adapun Mirna meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. Jaksa penuntut umum memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica, yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.