Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Toksikologi Kimia dari Pihak Jessica Tak Yakin Mirna Meninggal karena Sianida

Kompas.com - 14/09/2016, 13:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli toksikologi kimia yang didatangkan pihak Jessica Kumala Wongso, Dr. rer. nat (Doktor Ilmu Sains) Budiawan, menjelaskan proses sianida bereaksi ketika terpapar hingga masuk ke dalam tubuh.

Layaknya bahan kimia pada umumnya, sianida memiliki sifat yang dapat ditelusuri dan memiliki karakteristiknya masing-masing.

"Penelusuran bahan kimia pertama-tama harus melihat dari mana sumber paparannya. Apakah makanan, minuman, udara, atau air. Kemudian, bagaimana cara bahan kimia terpapar, apakah dengan cara terhirup, melalui mulut, atau kontak kulit," kata Budiawan di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Terdakwa Jessica Kumala Wongso menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016). Dr rer nat (Doktor Ilmu Sains) Budiawan, ahli toksikologi kimia dihadirkan pihak Jessica Kumala Wongso sebagai saksi meringankan.
Dia menjelaskan, ketika bahan kimia yang terpapar itu masuk ke dalam tubuh, maka ada yang namanya proses detoksifikasi. Jika proses detoksifikasi tubuh manusia terhadap bahan kimia tertentu berjalan, maka akan ada jejak dari bahan kimia yang tertinggal.

"Kita bicara bahan kimia sebelum sampai ke organ. Kalau sudah sampai ke organ, akan terjadi reaksi kimia. Reaksi atau efeknya ke tubuh tergantung seberapa besar dosis bahan kimia tersebut," kata Budiawan.

Soal bahan kimia sianida, Budiawan memastikan, jejak yang tertinggal di dalam tubuh sebagai bentuk reaksi kimia adalah tiosianat. Jika tidak ada tiosianat, maka dipastikan tidak ada sianida yang masuk ke dalam tubuh.

"Itu sudah sifat pastinya sianida, yaitu ada tiosianat. Makanya kenapa, kalau bicara terpapar bahan kimia, misalnya keracunan bensin, belum tentu ditemukan bensin di dalam tubuh orang tersebut. Akan ditemukan zat lain sebagai hasil dari metabolisme atau proses detoksifikasi," ujar Budiawan.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Saksi dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Dr rer nat (Doktor Ilmu Sains) Budiawan, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016). Budiawan adalah ahli toksikologi kimia yang dihadirkan pihak Jessica Kumala Wongso sebagai saksi meringankan.
Kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, menyandingkan pernyataan Budiawan dengan hasil pemeriksaan barang bukti yang dikeluarkan oleh Puslabfor Polri terkait kasus ini.

Dari hasil tersebut, didapati ada 0,2 miligram per liter sianida di sampel lambung Mirna. Sedangkan di organ tubuh lain, seperti cairan lambung, empedu dan hati, serta urine, dinyatakan negatif sianida.

"Menurut ahli, apakah memang sianida yang menyebabkan kematian korban?" tanya Otto.

"Saya meragukan hal tersebut, karena kalau memang ada, pasti jumlah sianida atau tiosianat di dalam tubuh itu ada banyak."

"Saya juga bertanya-tanya kenapa langsung menuju ke sianida, karena di empedu, hati, dan urine itu negatif. Saya, kalau mau menyimpulkan dari data itu, tidak akan langsung bilang matinya karena sianida," jawab Budiawan.

Kompas TV Sianida Timbulkan Lebam atau Kemerahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com