Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses ke Stasiun Tangerang Ditutup, Penumpang KRL Nekat Lompati Pagar

Kompas.com - 19/09/2016, 18:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Penutupan akses utama di sisi barat Stasiun Tangerang, Jalan Kisamaun, sejak Sabtu (17/9/2016) lalu, berdampak terhadap aksi nekat sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL).

Sejumlah penumpang tampak memanjat pagar setinggi lebih dari satu meter yang mengelilingi Stasiun Tangerang.

(Baca juga: Akses ke Stasiun Tangerang Ditutup, PT KCJ Khawatir Penumpang KRL Berkurang )

Berdasarkan foto dari akun Windah Astut di group Facebook KRL-Mania, tak sedikit penumpang nekat untuk memanjat pagar stasiun.

Mereka memilih memanjat pagar lantaran pintu keluar-masuk dipindah ke sisi timur Stasiun Tangerang, Jalan Ki Asnawi, Kompleks Pasar Anyar, Tangerang.

Akibat penutupan akses ini, warga yang turun dari angkutan kota harus berjalan sejauh 500 meter ke pintu timur.

"Super sekali deh... Turun lagi ke stasiun tangerang harus loncat indah..Pas nanya sama petugas PKD 'ya mbak itu ditutup kemarin hari sabtu sama pemda' Heee ditutup sama pemda lagi !!!??? Ngapa deh makin ga jelas aja," tulis Windah dalam akun Facebook-nya di group KRL-Mania, Tangerang, Senin (19/9/2016).

Menanggapi aksi nekat itu, Vice President (VP) Communication PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunnisa mengakui banyaknya keluhan karena penutupan pintu barat stasiun.

"Tapi nanti akan kami tertibkan penumpang yang nekat dan jaga lebih ketat," kata Eva saat dihubungi Kompas.com, Tangerang, Senin (19/9/2016).

Eva juga mengakui adanya kemungkinan agar penutupan pintu stasiun ini dikaji ulang.

(Baca juga: PT KCJ Minta Penutupan Akses ke Stasiun Tangerang Dikaji Ulang)

Sementara itu, Senior Manager (SM) PT KAI Daop 1 Sapto Hartoyo menyampaikan, penutupan tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait, yakni Dishub Tangerang.

Penutupan juga dinilai sebagai wewenang dari Dishub Kota Tangerang.

Namun, apabila akhirnya penutupan pintu ini berdampak luas, PT KAI akan mencoba untuk mengkoordinasikan kembali kebijakan ini dengan pihak terkait.

"Nanti akan kami koordinasikan lagi dengan unit yang bersangkutan," kata Sapto saat dihubungi Kompas.com.

Terkait masalah ini, Kompas.com sudah menghubungi Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Engkos Zarkasyi. Namun, hingga saat ini belum ada jawaban dari Engkos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Megapolitan
Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Megapolitan
Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Megapolitan
Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Megapolitan
FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

Megapolitan
Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Megapolitan
Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Megapolitan
3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Megapolitan
Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Megapolitan
Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Megapolitan
Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com