Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Yudhoyono, "Kuda Hitam" Idola Pemilih Muda

Kompas.com - 05/10/2016, 07:02 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dianggap dapat menjadi "kuda hitam" pada Pilkada DKI 2017. Beberapa pengamat mengatakan demikian karena Agus-Sylviana mampu menarik perhatian masyarakat sejak awal kemunculannya.

Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Oktober 2016 dengan responden dari seluruh wilayah di Jakarta, dukungan untuk Agus-Sylviana terus meningkat meski keduanya merupakan figur baru di dunia politik. Dalam survei LSI, dukungan untuk Agus-Sylviana mencapai 28,10 persen dari responden pemilih dengan kategori usia 20-29 tahun atau pemilih muda.

Adapun dukungan untuk bakal cagub-cawagub petahana pada Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot, berada di urutan kedua dengan 22,80 persen dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menyusul dengan 21,10 persen.

Untuk kategori pemilih di usia 19 tahun atau di bawahnya, dukungan terhadap Agus-Sylviana mencapai 33,8 persen, sedangkan pasangan Anies-Sandiaga hanya 30,8 persen, dan Ahok-Djarot 27,8 persen.

"Kalau dilihat data, Agus kuat di pemilih di bawah 30 tahun. Artinya, dia menjadi idola pemilih di usia di bawah 30 tahun. Orang melihat sosok dia yang muda, berhasil, pintar dan sebagainya," kata Adjie, di kantor LSI, Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).

(Baca: Seluruh Pimpinan Partai Pengusung Jadi Ketua Tim Pemenangan Agus-Sylvi)

Warga yang suka bernostalgia

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, juga menilai Agus-Sylviana layak disebut sebagai "kuda hitam". Sebab, pasangan itu unggul di beberapa polling di media sosial.

Ada beberapa faktor yang membuat pasangan Agus-Sylviana Murni harus diwaspadai pasangan cagub-cawagub lainnya pada Pilkada DKI 2017. Hendri mengatakan dukungan untuk Agus-Sylviana utamanya berasal dari partai pendukung.

Selain itu, Sylviana Murni ia nilai bisa menjadi sosok yang menarik suara dari kalangan birokrat. Pasalnya, Sylviana merupakan birokrat Pemprov DKI yang lebih lama daripada Ahok-Djarot. Faktor kedua adalah daya tarik Agus yang merupakan putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pesona SBY yang turun di Agus ini pasti enggak dilupakan masyarakat. Orang Jakarta ini kan mudah lupa, mudah memaafkan, dan suka nostalgia. Suka nostalgianya ini yang dimanfaatkan. Jadi memang Agus ini layak jadi 'kuda hitam'," ujar Hendri.

Hendri pun yakin, pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga, tak akan membiarkan Agus-Sylviana masuk dalam putaran kedua. Jika Agus-Sylviana berhasil masuk, Hendri mengatakan kemenangan seperti yang diraih Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI 2012 tidak mustahil terjadi lagi.

"Tahun 2012 kan begitu. Jokowi rendah elektabilitasnya eh ternyata dia nembus ke putaran kedua. Di putaran kedua ternyata paling banyak suaranya," ujar Hendri.

Kompas TV Agus Yudhoyono Yakin Bisa Bersaing di Pilkada Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com