Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mertua Sanusi Jelaskan Proses Pembelian Rumah di Cipete

Kompas.com - 10/10/2016, 13:07 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Mertua terdakwa kasus dugaan suap pembahasan Raperda Reklamasi dan tindak pidana pencucian uang, Mohamad Sanusi, Jefri Setiawan, ditanya mengenai proses pembelian rumah di Jalan Saidi, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rumah tersebut disebut dalam dakwaan Sanusi sebagai aset yang diduga berasal dari hasil tindak pidana pencucian uang.

Jefri menegaskan bahwa rumah tersebut bukan dibeli menggunakan uang Sanusi. Rumah itu dia beli dari seseorang bernama Trian Subekti. Jefri merupakan seorang pedagang batik di Thamrin City dan ayah dari Evelyn Irawan, istri Sanusi.

"Dia menawarkan rumah kepada saya dan saya bilang ke anak saya, Evelyn, mau enggak rumah di Kebayoran," ujar Jefri saat menjadi saksi di persidangan kasus dugaan suap raperda reklamasi dan tindak pidana pencucian uang di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (10/10/2016).

(Baca: Mertua Sanusi Pun Jadi Saksi dalam Persidangan)

Jefri mengatakan Evelyn menyukai rumah itu ketika meninjau langsung bersama dengan dia dan Sanusi. Kemudian, terjadi kesepakatan harga antara dia dan pemilik rumah. Keduanya sepakat dengan harga Rp 10 miliar untuk bangunan dan lahan.

Kemudian, Evelyn dan Sanusi bersedia membeli juga furniture di dalamnya seharga Rp 6 miliar. Rumah serta isinya pun dibeli dengan harga Rp 16 miliar.

"Untuk pembayarannya saya serahkan ke anak saya sendiri beserta suaminya. Saya suruh Evelyn kerja sama dengan suaminya karena suaminya lebih mengerti," ujar Jefri.

Uang cash jumlah besar

Jaksa penuntut umum mempertanyakan cara Jefri menyerahkan uang pembayaran rumah kepada Evelyn. Kata Jefri, semua uang tersebut dia serahkan dengan uang tunai bukan transfer.

"Kalau anak saya datang ke rumah, nanti bawa pulang satu koper uang," ujar Jefri.

Jefri mengatakan ada sekitar 4 koper yang sudah dibawa Evelyn. Dalam satu koper, jumlah uang yang ada di dalamnya sekitar Rp 2 miliar. Kemudian ada juga koper yang berisi uang 150.000 dollar AS dan 150.000 dollar Singapura.

Total uang dalam empat koper yang dibawa secara bertahap itu adalah Rp 10 miliar. Jaksa heran karena Jefri menyimpan uang dalam jumlah besar di dalam rumah. Jefri mengatakan dirinya kerap memerlukan uang tunai dalam jumlah besar untuk kegiatan bisnisnya.

"Itu untuk kerja juga, Pak. Pengrajin batik dari Pekalongan, Solo, itu suka ke rumah saya," ujar Jefri.

(Baca: Mobil Audi yang Dibeli Sanusi untuk Sang Istri Diatasnamakan Adik Iparnya)

Jefri mengaku awalnya tidak takut menyimpan uang dalam jumlah besar di rumah. Namun, kini dia mengaku takut setelah ditanya oleh Jaksa.

"Sekarang saya baru takut, Pak," ujar Jefri.

Kompas TV Sidang Suap Reklamasi Hadirkan Istri Sanusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com