JAKARTA, KOMPAS.com — Masjid Nurul Ihsan di Desa Horinara yang berada di kaki Gunung Ile Boleng Pulau Adonara, Klubagolit, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sudah puluhan tahun tidak direnovasi.
Satu-satunya masjid di Desa Horinara itu terakhir kali direnovasi pada 1986. Kondisi itu membuat hati Yasir Nene Ama, seorang jurnalis Kompas TV, tergerak untuk menggalang dana.
Yasir menuturkan, sejak terakhir kali direnovasi 30 tahun yang lalu, perbaikan masjid di kampung halamannya itu hanya sekadarnya.
"Yang rusak apa, perbaiki itu. Genteng bocor dua biji, ya sudah yang diperbaikinya genteng dua biji. Enggak pernah renovasi total," ujar Yasir saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/11/2016).
Kini, kondisi masjid yang dibangun pada 1958 secara swadaya oleh warga Muslim di Desa Horinara itu bisa disebut mengkhawatirkan. Yasir menggambarkan, atap masjid hampir roboh, dinding-dinding sudah rusak, tempat wudu yang memadai pun tak tersedia.
Selain karena masjid sudah puluhan tahun tak direnovasi, ada satu hal lain yang membuat Yasir tergerak untuk menggalang dana.
"Yang bikin saya tergerak banget itu ketika kepala desanya menggalang dana ke pemerintah, tetapi responsnya masih susah. Sumbangan dari pihak swasta juga agak susah," kata dia.
Sebagai satu-satunya tempat ibadah umat Islam di sana, menurut Yasir, Masjid Nurul Ihsan tak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah. Masjid itu menjadi pusat syiar Islam yang sangat vital.
Masjid Nurul Ihsan digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat wajib, shalat Jumat, shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, pengajian, sunatan, hingga tempat belajar ilmu agama.
Berawal dari galang dana mandiri
Melihat kondisi masjid satu-satunya di kampung halamannya itu, Yasir memulai penggalangan dana secara mandiri, tanpa bantuan lembaga mana pun.
"Awalnya aku galang dana sendiri. Jadi, aku kayak DM (direct message) ke beberapa orang, teman, tetapi cuma terkumpul Rp 10 juta-Rp 15 juta, kurang banget," ucap Yasir.
Selain itu, Yasir khawatir para donatur tidak memercayai penggunaan uang itu benar digunakan untuk renovasi masjid. Akhirnya, pada 25 Oktober 2016 lalu, Yasir menggalang dana melalui Kitabisa.com.
"Aku butuh lembaga yang bisa memperjelas bahwa ini benar adanya. Kalau ke depan ada apa-apa bisa dipertanggungjawabkan," tutur Yasir.
Penggalangan dana melalui laman tersebut mendapatkan respons positif. Pada pekan pertama, Yasir menyebut dana yang terkumpul sekitar Rp 40 juta dari target awal Rp 100 juta.