Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jurnalis "Kompas TV" yang Galang Dana untuk Renovasi Masjid

Kompas.com - 10/11/2016, 19:16 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masjid Nurul Ihsan di Desa Horinara yang berada di kaki Gunung Ile Boleng Pulau Adonara, Klubagolit, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sudah puluhan tahun tidak direnovasi.

Satu-satunya masjid di Desa Horinara itu terakhir kali direnovasi pada 1986. Kondisi itu membuat hati Yasir Nene Ama, seorang jurnalis Kompas TV, tergerak untuk menggalang dana.

Yasir menuturkan, sejak terakhir kali direnovasi 30 tahun yang lalu, perbaikan masjid di kampung halamannya itu hanya sekadarnya.

"Yang rusak apa, perbaiki itu. Genteng bocor dua biji, ya sudah yang diperbaikinya genteng dua biji. Enggak pernah renovasi total," ujar Yasir saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/11/2016).

Kini, kondisi masjid yang dibangun pada 1958 secara swadaya oleh warga Muslim di Desa Horinara itu bisa disebut mengkhawatirkan. Yasir menggambarkan, atap masjid hampir roboh, dinding-dinding sudah rusak, tempat wudu yang memadai pun tak tersedia.

Selain karena masjid sudah puluhan tahun tak direnovasi, ada satu hal lain yang membuat Yasir tergerak untuk menggalang dana.

"Yang bikin saya tergerak banget itu ketika kepala desanya menggalang dana ke pemerintah, tetapi responsnya masih susah. Sumbangan dari pihak swasta juga agak susah," kata dia.

Sebagai satu-satunya tempat ibadah umat Islam di sana, menurut Yasir, Masjid Nurul Ihsan tak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah. Masjid itu menjadi pusat syiar Islam yang sangat vital.

Masjid Nurul Ihsan digunakan sebagai tempat pelaksanaan shalat wajib, shalat Jumat, shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, pengajian, sunatan, hingga tempat belajar ilmu agama.

Berawal dari galang dana mandiri

Melihat kondisi masjid satu-satunya di kampung halamannya itu, Yasir memulai penggalangan dana secara mandiri, tanpa bantuan lembaga mana pun.

"Awalnya aku galang dana sendiri. Jadi, aku kayak DM (direct message) ke beberapa orang, teman, tetapi cuma terkumpul Rp 10 juta-Rp 15 juta, kurang banget," ucap Yasir.

Selain itu, Yasir khawatir para donatur tidak memercayai penggunaan uang itu benar digunakan untuk renovasi masjid. Akhirnya, pada 25 Oktober 2016 lalu, Yasir menggalang dana melalui Kitabisa.com.

"Aku butuh lembaga yang bisa memperjelas bahwa ini benar adanya. Kalau ke depan ada apa-apa bisa dipertanggungjawabkan," tutur Yasir.

Penggalangan dana melalui laman tersebut mendapatkan respons positif. Pada pekan pertama, Yasir menyebut dana yang terkumpul sekitar Rp 40 juta dari target awal Rp 100 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com