JAKARTA, KOMPAS.com - Matahari menyinari rumah-rumah berbahan kayu, di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (25/11/2016). Dominasi warna coklat di seluruh bagian rumah itu jadi terlihat terang.
Di teras rumah Betawi tersebut terdapat kursi dan meja. Lampu-lampu antik yang terpasang seolah menyambut siapa pun yang datang ke rumah tersebut.
Ada enam rumah khas Betawi di dalam Kompleks Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Tiap rumah memiliki corak dan model berbeda. Misalnya rumah adat Betawi tipe Joglo, yang konsepnya dikombinasikan dengan rumah adat Jawa.
Berdasarkan informasi dari PBB Setu Babakan, denah rumah joglo seperti bujur sangkar dan terdiri dari tiga ruang, yakni depan, tengah dan belakang.
Selain Rumah Joglo, ada juga rumah bapang atau kerap disebut rumah kebaya. Rumah bapang juga terbagi menjadi tiga ruangan, yakni depan, tengah dan belakang.
Berdasarkan informasi dari PBB Setu Babakan, rumah dari Jawa ini lebih disukai lantaran proses pembuatannya yang mudah.
(Baca: Haji Bolot Akan Meriahkan Festival Budaya Betawi di Setu Babakan)
Salah seorang pegawai bagian pelayanan UPK PBB Setu Babakan, mengatakan rumah adat itu kini tak bisa dipinjamkan.
Pada waktu sebelumnya, rumah adat tersebut bisa dipinjamkan untuk berbagai kegiatan, misalnya acara keluarga. Proses izin peminjaman juga diatur ketat dengan menggunakan surat resmi.
"Karena takut rusak, makanya tidak bisa dipinjamkan untuk umum lagi," ucap pegawai UPK PBB Setu Babakan tersebut.
Rumah adat itu, kata dia, kini hanya menjadi pusat informasi untuk wisatawan yang berkunjung, baik warga ataupun pelajar. Pengunjung akan mendapatkan informasi mengenai rumah adat khas Betawi dari pemandu wisata UPK PBB Setu Babakan.
Youtube: https://youtu.be/aJzALwc9SxQ