TANGERANG, KOMPAS.com - Bus-bus berukuran sedang tampak berjejer ke belakang di Terminal Poris Plawad, Tangerang, Kamis (8/12/2016).
Bus berwarna hijau itu adalah bus rapid transit (BRT) yang dioperasikan Dinas Perhubungan Kota Tangerang.
BRT Tangerang ini merupakan transportasi publik yang baru dioperasikan pada Kamis (1/12/2016) lalu.
Sejak sepekan pengoperasiannya, BRT Tangerang masih sepi peminat. Alhasil, tak jarang bus-bus ini beroperasi dari Terminal Poris Plawad-Jati Uwung tanpa membawa penumpang.
(Baca juga: BRT Tangerang Masih Sepi Penumpang)
Saat ini, BRT Tangerang masih dalam tahap uji coba selama dua pekan sejak hari pertama peluncurannya.
Pada tahap ini, baru empat bus yang dioperasikan. Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Engkos tak menampik bahwa BRT Tangerang masih sepi peminat.
Menurut dia, perlu waktu untuk menarik minat masyarakat menggunakan BRT.
"Kayak bus transjakarta saja. Itu kan butuh waktu berapa lama tuh sampai ramai kayak sekarang," kata Engkos saat dihubungi Kompas.com di Tangerang, Kamis.
Menurut dia, pihak Pemkot Tangerang sudah melakukan berbagai cara untuk mensosialisasikan keberadaan BRT Tangerang.
Namun, perlu waktu tambahan agar masyarakat bisa beralih menggunakan transportasi publik ini.
Engkos menambahkan, Pemkot Tangerang menargetkan peminat BRT Tangerang bertambah pada 2017 nanti.
"Di 2017 nanti akan ada 10 bus yang beroperasional. Waktu tunggu juga akan lebih singkat," kata dia.
Salah satu faktor masih sepinya penumpang BRT adalah waktu tunggu. Penumpang bisa menunggu hingga 1,5 jam untuk naik BRT Tangerang.
(Baca juga: "Bus Rapid Transit" Tangerang Mulai Beroperasi )
Engkos mengatakan, bila ada 10 bus beroperasi, maka waktu tunggunya akan kurang dari 10 menit.
"Karena nanti kami pakai sistem dorong. Kalau bus belakang sudah kelihatan bus di depan, maka bus di depan itu akan langsung jalan," kata dia.
Selama masa uji coba ini, penumpang masih digratiskan untuk naik BRT. Ke depan, akan ada tarif untuk umum Rp 3.500 dan pelajar Rp 1.000. Pembayaran juga akan menggunakan sistem tiket elektronik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.