JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan dana operasional yang dia terima selama menjabat sebagai gubernur DKI bisa dipertanggungjawabkan.
Basuki mengatakan seluruh dana operasionalnya dia taruh di bank. "Kirim ke siapa kasih bantuan ke siapa, semua enggak boleh tunai. Enggak ada brankas juga di kantor saya," ujar Basuki atau Ahok di RTH Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016).
Ahok mengatakan biasanya kepala daerah di provinsi lain memiliki brankas di kantor masing-masing untuk menyimpan uang operasional. Dia tidak memerlukan brankas karena menaruh semua uang operasionalnya di bank dan tidak boleh ditarik tunai. Dengan demikian, dana operasional Ahok bisa ditelusuri.
"Jadi kamu bisa telusuri uang operasional tiap bulan kasih siapa," ujar Ahok.
Ahok mengatakan dia juga tidak sembarangan memberikan bantuan dengan menggunakan dana operasionalnya. Jika ada yang mengajukan proposal kegiatan yang menurutnya kurang baik, Ahok tidak akan memberikan bantuan.
"Makanya kalau akhir tahun ada sisa uang dari dana operasional, saya kembalikan ke kas daerah," ujar Ahok.
Adapun dana operasional yang dia terima sekitar Rp 2 miliar. Biasanya, dia menggunakan dana operasional untuk membantu warga menebus ijazah, mengirim karangan bunga untuk warga yang menikah, hingga bantuan untuk warga miskin. Semua bantuan itu dia berikan dengan cara transfer agar mudah ditelusuri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.