Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Akan Tegur Sopir yang Bunyikan Klakson "Telolet" di Bogor

Kompas.com - 26/12/2016, 21:15 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polresta Bogor Kota AKP Bramastyo Priaji mengatakan bunyi klakson "telolet" dapat mengganggu aktivitas pengendara lain di jalan.

"Sebenarnya klakson bus itu standar pabrik bunyinya 'tot' atau 'bum', kalau telolet itu secara tidak langsung bisa membahayakan, karena mengagetkan dan bisa mengganggu konsentrasi pengguna jalan," ujar Bramastyo kepada TribunnewsBogor.com.

Klakson bus telolet saat ini memang sedang mendunia. Bunyinya yang unik membuat sebagian orang tampak girang setelah mendengarnya.

Bram mengatakan pada dasarnya semua kendaraan itu sudah dilengkapi sarana dan prasarana standar pabrik yang sudah melalui pengkajian, seharusnya tidak perlu dilakukan modifikasi lagi.

"Kalau udah ada standarnya harusnya gunakan yang sudah ada, sama halnya pada ban kendaraan, kalau ban itu diganti misalnya ukurannya menjadi lebih kecil, kan membahayakan juga, atau contoh lain seperti lampu halogen yang standarnya 4 ribu kelvin, tapi diganti menjadi 6 ribu kelvin, sama saja bisa bahaya," jelasnya. (Baca: Pastikan Tak Langgar Hukum, Polisi Cek Intensitas Klakson "Telolet")

Bram menjelaskan dirinya tidak melarang masyarakat yang meminta klakson telolet di tepi jalan, menurutnya, hal itu merupakan hak setiap masyarakat, namun dia meminta kepada sopir bus untuk tidak memberikan bunyi klakson telolet.

"Kalau yang minta itu kan tergantung dari merekanya masing-masing, tapi untuk sopir bus lebih baik tidak membunyikann klaksin telolet, bunyikan klaksin standar saja yang cukup keras tapi tidak akan mengagetkan," paparnya.

Bram mengaku belum menemui fenomena klakson telolet tersebut di Kota Bogor. Namun jika dirinya menemukannya maka ia tak segan akan menegurnya.

"Sejauh ini fenomena 'Om Telolet Om' belum ada di Kota Bogor, kalaupun ada dan saya melihat dan mendengarkannya langsung pasti akan saya tegur," pungkasnya. (Mohamad Afkar Sarvika)

Kompas TV Fenomena “Om Telolet Om” Mendunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com