Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu yang Pernah Disebut Maling oleh Ahok Pertanyakan Kelanjutan Laporannya di Kepolisian

Kompas.com - 27/12/2016, 19:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Yusri Isnaeni, wanita yang pernah dibentak Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mempertanyakan kelanjutan laporannya di kepolisian yang mandek.

Yusri melaporkan Ahok atas tuduhan pencemaran nama baik ke Mapolda Metro Jaya pada 16 Desember 2015.

Laporan itu dibuat setelah Ahok membentak dan melabeli Yusri dengan sebutan "maling" pada 10 Desember 2015 lalu.

(Baca juga: Kampanye di Lagoa, Anies Temui Ibu yang Disebut Maling oleh Ahok)

Ketika itu, Yusri ingin mencairkan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Pasar Koja. Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta sudah membuat kebijakan bahwa KJP tidak bisa ditarik tunai.

"Sampai sekarang, dari penegak hukum belum ada tindak lanjutnya, kasus saya ini dengan Bapak Ahok masih diabaikan. Jadi tolong kepada pihak penegak hukum segera memperoses kasus saya ini dengan Bapak Ahok," kata Yusri, di kawasan Lagoa, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016).

Yusri mengaku terus mempertanyakan kasus ini kepada kepolisian. Hanya saja, lanjut dia, pihak kepolisian menyarankan agar kasus Ahok dengan Yusri diselesaikan secara kekeluargaan.

Namun, kata dia, Ahok tak pernah mendatanginya untuk mengupayakan damai. Oleh karena itu, Yusri mengaku masih sakit hati atas perlakuan Ahok padanya.

(Baca juga: Ini Alasan Ahok Bentak Ibu yang Mengadu soal KJP)

Hari ini, calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan, menyambangi kediaman Yusri. Dia mendengarkan curhatan Yusri.

"Saya ingin ke depannya Bapak Anies menjadi gubernur DKI Jakarta untuk bisa mengubah semuanya, Jakarta yang lebih baik, yang lebih maju, punya pemimpin yang baik, punya jiwa yang baik," kata Yusri kepada Anies.

"Tidak kasar, pintar, cerdas, punya sopan dan santun," sambung dia.

Selain itu, Yusri bercerita bahwa KJP anaknya sempat dinonaktifkan selama enam bulan. Hal itu terjadi usai ia dimarahi oleh Ahok. Namun, kini KJP anaknya sudah bisa digunakan.

Kompas TV Anies Usung Isu Lingkungan Sebagai Tema Kampanye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com