Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Daripada Antre, Lebih Baik Pakai Mesin Otomatis”

Kompas.com - 21/01/2017, 20:16 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com –
Vending machine atau mesin pembelian tiket otomatis di Stasiun Bogor jadi pilihan transaksi banyak calon penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line. Mereka lebih pilih memakai mesin karena antrean yang lebih pendek ketimbang di loket yang dilayani petugas.

“Mudah kok menggunakannya. Ini saya juga baru pertama kali. Ya, dari pada harus antre di loket,” ujar Farid (28) pada Kompas.com, Jumat (20/1/2017).

Mesin otomatis terletak persis di samping loket pembelian tiket. Total, ada delapan mesin yang dapat digunakan. Dua di antaranya, khusus untuk penyandang disabilitas.

Di atas enam mesin otomatis, tersedia layar monitor yang menampilkan tata cara penggunaan. Cara membeli tiket juga tersedia pada tiap mesin sehingga pengguna bisa membaca sambil menggunakan mesin.

Saat melewati pintu masuk, tata cara penggunaan juga tersedia dalam bentuk papan. Di salah satu sudut juga ada rak yang berisi selebaran khusus. Isinya kurang lebih sama, soal penggunaan vending machine.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Vending machine atau mesin pembelian tiket otomatis di Stasiun Bogor.

“Kami memang masih dalam tahap sosialisasi. Kalaupun masih terasa sulit, pengguna bisa minta tolong pada petugas berseragam yang berdiri dekat mesin,” ujar salah satu petugas jaga.

Kompas.com sempat mengamati calon penumpang saat menggunakan vending machine.

Berikut adalah cara menggunakan mesin untuk pembelian single trip:

Pertama, pilih bahasa yang akan digunakan. Ada dua bahasa yang tersedia, yakni Indonesia dan Inggris. Lalu, tekan tombol “BUY” pada layar menu.

Setelahnya, pilih stasiun tujuan dengan cara menekan tombol “NAMA STASIUN” pada peta rute KRL. Kemudian pada layar pembelian kartu, isi jumlah tiket. Dalam satu kali transaksi, calon penumpang bisa membeli maksimal empat tiket.

Kalau sudah, tekan tombol proses, maka akan tertera jumlah biaya pada mesin. Lalu, masukkan uang sejumlah yang harus dibayarkan. Mesin hanya bisa menerima uang dengan pecahan Rp 1.000 sampai Rp Rp 50.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com