Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sandiaga Bertanya ke Sylvi untuk Membandingkan Kinerja Ahok

Kompas.com - 27/01/2017, 22:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno melontarkan pertanyaan yang janggal ketika diberi kesempatan bertanya ke pasangan calon nomor satu. Sandiaga bertanya kepada Sylvi yang telah puluhan tahun menjadi birokrat, soal reformasi birokrasi yang dijalankan Ahok dibanding gubernur sebelumnya.

"Yang saya ingin tanyakan, bagaimana pendapat Ibu tentang reformasi birokrasi yang dijalankan Pak Basuki dibandingkan Gubernur sebelumnya dan pelajaran apa yg bisa kita ambil ke depan untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan memajukan pendidikan?" tanya Sandiaga ke Sylvi.

Penonton debat sempat ramai bersuara mendengar pertanyaan Sandi. Ketika Sylvi mendapat kesempatan untuk bertanya, Sylvi memulainya dengan: "Terima kasih Mas Sandi, hampir saja kita berpasangan," ujar Sylvi.

Sylvi lalu menjelaskan soal perampingan birokrasi yang termaktub dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara. Kata Sylvi, perampingan birokrasi yang dilakukan saat ini sebenarnya sudah dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya.

"Bukan sekarang saja, dulu sudah dilakukan, pastinya makin ke mari makin ramping," ujar Sylvi.

Sylvi menekankan pada mekanisme fit and proper test agar penempatan PNS sesuai dan proporsional sesuai keahliannya. Ketika pasangan calon nomor tiga dapat kesempatan untuk menanggapi jawaban ini, Anies memulainya dengan menyatakan jawaban Sylvi seharunya bisa lebih tajam lagi.

Anies menyebut azas keadilan saat ini belum menjadi prioritas manajemen birokrasi. Ia mencontohkan pegawai Tata Usaha bisa mendapat Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) lebih tinggi dari Kepala Sekolah.

Anies juga menaruh perhatian pada ribuan guru madrasah dan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang tidak seberuntung PNS guru.

"Reformasi birokrasi bukan untuk birokrasi sendiri, tapi untuk pelayanan publik dan peningkatan kualitas manusia di Jakarta," ucap Anies. (Baca: Apa yang Dilakukan Cagub-Cawagub DKI Saat Debat Sedang Jeda Iklan?)

Tanggapan Agus

Sebelum menanggapi balik, pasangan calon nomor satu yang diwakili Agus menyentil pertanyaan Sandiaga yang tidak berfokus menguji Agus-Sylvi, namun berfokus menyerang Ahok-Djarot.

"Saya melihat memang taktik yang baik sekali, bertanya kepada kami untuk menyerang nomor dua," ujar Agus.

Agus menggarisbawahi reformasi birokrasi harus dilakukan, namun banyak cara yang lebih manusiawi dan "menggunakan hati" untuk mewujudkannya.

"Birokrasi sistem intinya manusia, terdiri dari pikiran dan hati, dengan itu bisa kerja dengan baik," ujar Agus.

Agus kemudian meneruskannya soal rule of law atau supremasi hukum. Ia menyinggung diskusi sebelumnya soal diskresi atas dasar azas kerelaan dalam pembangunan yang ditopang oleh kewajiban pengembang. Kata Agus, birokrasi berih baru bisa dibangun jika sesuai dengan aturan.

"Diskresi azas kerelaan tidak bisa dibenarkan kalau itikad baik yang melanggar Undang-undang, kita menyimpan bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu dan ini tidak baik bagi generasi berikutnya," ujar Agus.

Kompas TV Peta Perdebatan Cagub-Cawagub DKI Putaran Kedua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com