Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Terdampak Banjir Kiriman, Sungai Ciliwung Mendesak Dilebarkan dan Dikeruk

Kompas.com - 28/02/2017, 10:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai sungai Ciliwung mendesak untuk dikeruk dan dilebarkan. Sebab, Jakarta sering terdampak banjir kiriman jika Bogor dan Depok hujan deras.

"Sungai Ciliwung mendesak untuk dilebarkan dan dikeruk agar debit sungai meningkat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (27/2/2017) pagi.

Menurut Sutopo, belum selesainya normalisasi sungai Ciliwung menyebabkan genangan atau banjir masih sering terjadi saat ada kenaikan debit sungai.

Selain itu, permukiman di bantaran sungai hingga rumah yang dibangun di dalam sungai harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman, agar sungai bisa ditata kembali.

"Permukiman dan masyarakat di sekitar sungai juga perlu ditingkatkan kapasitasnya dan diberdayakan agar ikut menjaga sungai dengan baik," ujar Sutopo.

Pada Selasa ini, kata Sutopo, BNPB mencatat 1.178 permukiman di bantaran Sungai Ciliwung terendam banjir dengan kedalaman bervariasi. Banjir tersebut sebagai dampak dari air kiriman yang menyebabkan meluapnya Sungai Ciliwung.

Kompas.com/Alsadad Rudi Kondisi aliran Sungai Ciliwung yang mengalir di kawasan Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (22/2/2017). Tampak aliran sungai belum dinormalisasi. Terlihat dengan belum adanya dinding turap beton di sisi kiri dan kanan sungai.
Menurut Sutopo, debit Sungai Ciliwung di pintu Air Depok naik hingga level Siaga III pada Senin (27/2/2017) sore. Hal itu menyebabkan permukiman di bantaran sungai tergenang banjir akibat luapan sungai, seperti di Kelurahan Pejaten Timur dan Kelurahan Cawang.

Menurut Sutopo, berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD DKI Jakarta, terdapat 1.178 rumah tergenang banjir setinggi 10-60 sentimeter. Sebanyak 1.178 KK atau 3.832 jiwa terdampak langsung luapan Sungai Ciliwung di mana permukimannya tergenang banjir.

Genangan atau banjir di Kelurahan Pejaten Timur terdapat di RW 06, RW 07 dan RW 08 dengan tinggi banjir 30 – 70 sentimeter sejak Senin (27/2/2017) pukul 19.00 WIB. Sebanyak 20 KK telah mengungsi ke ruko setempat.

Sedangkan genangan atau banjir di Kelurahan Cawang merendam permukiman di RW 001, RW 002, RW 03, RW 05, dan RW 08 sejak Senin pukul 19.00 WIB.

"Masyarakat tetap bertahan di rumahnya, tidak mau mengungsi karena beranggapan sudah biasa mengalami banjir," ujar Sutopo.

Kompas.com/Alsadad Rudi Kondisi aliran Sungai Ciliwung yang mengalir di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, dan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/2/2017). Tampak aliran sungai sudah dinormalisasi. Terlihat dengan adanya dinding turap beton di sisi kiri dan kanan sungai.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak hanya mengandalkan program normalisasi untuk atasi banjir Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com