Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Kepastian Nasib Lapo di Lapangan Tembak yang Mau Ditutup

Kompas.com - 21/03/2017, 18:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Boston Hervando Siahaan, kuasa hukum para pedagang Kuliner Nusantara, yang berjualan di Jalan Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat, mengatakan belum ada kepastian soal nasib kliennya terkait rencana penggusuran oleh pihak Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK).

Menurut Boston, hasil pertemuan terakhir, tidak ada kesepakatan antara pedagang dan pengelola.

"Belum ada kepastian, pertemuan terakhir dengan pengelola yang mengatasnamakan pemerintah hasilnya nihil," kata Boston, saat ditemui Kompas.com, di Lapo Ni Tondongta Senayan, di Jalan Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).

Ada sekitar 25 pemilik warung makan, termasuk penjual lapo yang belum mendapat kejelasan dari pengelola soal nasib tempat usaha mereka. Menurut Boston, pihaknya ingin bertemu dengan pengelola untuk melanjutkan pembicaraan masalah ini.

Pihaknya telah memasang spanduk yang intinya akan tetap buka sampai bisa bertemu dengan Dirut PPKGBK. Pihaknya berharap, tempat usaha kliennya tidak digusur.

"Saya berharap kepada pemerintah bahwa tempat kuliner nusantara Senayan ini harus tetap ada," ujar Boston.

Ia mengatakan, tempat Kuliner Nusantara itu sudah ada sejak tahun 1983. Namun, pada awalnya mereka masih berjualan di Jalan Asia Afrika, sampai akhirnya pindah sekitar tahun 1990-an ke Jalan Lapangan Tembak.

Para pedagang rumah makan di Kuliner Nusantara itu tidak hanya lapo saja. Di sana terdapat beragam masakan dari berbagai daerah di Tanah Air, seperti masakan Tapanuli, Manado, Banjarmasin, Padang, Jawa Tengah, Betawi, Sunda, Makasar, dan lainnya. (Baca: Asa Para Pedagang di "Lapo" Senayan...)

Sampai saat ini, pihaknya mengaku belum mendapat kejelasan akan diperuntukan untuk apa tempat usaha mereka digusur. Ada yang bilang kawasan itu akan dibangun untuk kepentingan Asian Games.

"Salah satu faktor yang ingin diketahui publik untuk apa peruntukan ini. Kalau memang untuk Asian Games (harusnya) lima tahun ke belakang harus clear, kenapa harus last minute," ujarnya.

Pihaknya bukan menolak dibongkar. Namun, ia berharap pedagang diberi solusi seperti direlokasi ke tempat pengganti.

Sebelumnya, Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) Winarto mengatakan, menurut rencana di lokasi tersebut akan dibangun fasilitas penunjang kegiatan Asian Games yang akan dilaksanakan di GBK pada 2018.

"Akan dibangun training facilities," kata Winarto, pada Selasa (17/1/2017) lalu. (Baca: Penjelasan Pengelola GBK soal Tutupnya "Lapo" Senayan)

Kompas TV Pengelola GBK Tetap Ratakan 18 Lapangan Tenis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com