Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang "Lapo" Senayan Mulai Tutup dan Bongkar Kios

Kompas.com - 28/02/2017, 10:37 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Selasa (28/2/2017) pagi, para karyawan "lapo" (rumah makan khas Batak) mulai membongkar kios-kios yang sudah berdiri puluhan tahun di sentra kuliner tradisional Jalan Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat.

Pembongkaran kios menyusul pemberitahuan pengosongan lokasi dagang paling lambat hari ini. Kios yang tengah dibongkar yakni RM Medan Ria dan RM Masakan Manado.

Menurut rencana, di lokasi tersebut akan dibangun fasilitas penunjang kegiatan Asian Games yang akan dilaksanakan di GBK pada 2018.

"Kami dari kemarin (bongkar), terakhir jualan tanggal 26, hari Senin berarti kami tutup. Memang kan milik kami bangunannya, sayang ini bisa dipakai, bisa dijadiin duit," ujar Betty Asnalia Simangunsong, pemilik RM Medan Ria.

(Baca juga: Asa Para Pedagang di "Lapo" Senayan...)

Betty mengatakan, dia sudah menyiapkan tempat baru, yakni di kawasan BSD, Serpong. Spanduk pemberitahuan mengenai lokasi baru RM Medan Ria itu sudah dipasang di bangunan yang tengah dibongkar itu.

Dengan memasang spanduk, ia berharap pelanggan tahu tempat jualan baru RM Medan Ria. Berdasarkan pantauan Kompas.com, sebagian rumah makan di kawasan Lapangan Tembak itu sudah tutup.

Para pemilik kios mulai membereskan barang-barang di dalam kiosnya. Kursi-kursi plastik dibersihkan, barang-barang di dapur kios pun mulai dikemas.

"Kami disuruh tutup hari ini. Kami bingung sih, sayang, tetapi kami juga sudah enggak bisa apa-apa," kata Eva (50), pemilik RM Medan Baru.

Berbeda dengan Betty, Eva mengaku belum tahu ke mana akan pindah berjualan. Barang-barang di kiosnya akan diangkut ke rumah terlebih dahulu.

Menurut dia, tidak mudah mencari tempat baru untuk berjualan. Sebab, kebanyakan harga sewa tempat relatif mahal.

Eva mengatakan, kebanyakan rumah makan di Lapo Senayan sudah tutup sejak Senin (26/2/2017), termasuk rumah makan yang mulai dirintis orangtuanya, Imlan (80), itu.

Mereka sebenarnya ingin tetap bertahan dan berdagang di sana. Jika tidak bisa, para pedagang berharap pengelola GBK menyediakan tempat relokasi untuk mereka. Namun, hal itu tidak terjadi. Eva pun menyayangkannya.

"Kenapa dia (pengelola GBK) enggak kasih kami lagi satu tempat. Masa kamu buang udah puluhan tahun. Kalau dia nyari tempat saja buat kami, kami juga enak kan. Ini tempatnya enggak ada," tuturnya.

Eva memiliki enam karyawan yang bekerja dengannya. Kini, keenam karyawannya itu kehilangan pekerjaan. Sebagian dari mereka pulang kampung.

"Tambah pengangguran deh," kata Eva.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com