Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik Sebut Pemprov DKI Main-main Terkait Depo MRT Kampung Bandan

Kompas.com - 25/03/2017, 22:08 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik merasa Pemprov DKI meremehkan proyek pembangunan depo mass rapid transit (MRT) jalur selatan-utara.

Taufik mengatakan, hal itu terlihat dari tidak konsistennya Pemprov DKI soal penetapan depo di jalur tersebut.

Saat ini, Pemprov telah memutuskan untuk kembali membangun depo MRT dari Bundaran Hi ke Kampung Bandan. Padahal, sebelumnya Pemprov DKI menjelaskan bahwa lahan di Kampung Bandan tidak bisa digunakan karena telah dikontrakan oleh PT KAI selaku pemiliknya kepada sejumlah perusahaan swasta.

Baca juga: Pembangunan Depo MRT Disepakati Tetap di Kampung Bandan

Akhirnya, Pemprov DKI menginformasikan kepada DPRD DKI untuk memindahkan depo tersebut ke Ancol Timur. Sempat juga terlontar wacana jika DPRD tidak setuju di lahan Ancol Timur, maka depo akan dipindahkan ke reklamasi Pulau K.

"Itu namanya proyek main-main. Kemarin mau pindah ke Ancol Timur, lalu katanya pindah ke Pulau K. Sekarang balik lagi. Main-main namanya," ujar Taufik saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/3/2017).

Taufik mengatakan, seharusnya sebelum memutuskan memindahkan lokasi depo, Pemprov DKI mengkaji dengan benar lahan tersebut. Taufik mengaku heran mengapa tiba-tiba lahan yang sebelumnya tak bisa digunakan di Kampung Bandan tiba-tiba diperbolehkan untuk dipakai.

"Ini enggak ada keseriusan, saya kira bisa dibilang seperti itu. Kan kalau mau pindah dikaji dulu dong," ujar Taufik.

"Proyek triliunan dipakai main-main. Ini uang rakyat dipakai. Waktu itu, kalau saya enggak protes, Rp 11,7 triliun lewat dong uang rakyat itu," ujar Taufik.

Keputusan membangun kembali depo di Kampung Bandan didapatkan setelah Pemprov DKI melakukan rapat koordinasi dengan PT KAI, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, dan PT MRT.

Baca juga: Pembangunan Depo MRT Kembali ke Kampung Bandan, DPRD Diyakini Setuju

Keputusan tersebut membuat Pemprov DKI tak jadi mengajukan tambahan anggaran pembangunan sebesar Rp 11,7 triliun.

Adapun PT KAI berencana melakukan adendum atau tambahan klausal dari perjanjian kontrak atas lahan di Kampung Bandan dengan perusahaan yang telah mengontrak lahan tersebut.

Adendum dilakukan karena sampai saat ini lahan tersebut tak kunjung digarap oleh perusahaan pengontrak. Lahan yang tersedia untuk dijadikan depo MRT di Kampung Bandan seluas 8 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com