Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Foto Anggota Pramuka Makan Beralaskan Rumput

Kompas.com - 27/03/2017, 08:26 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Foto anggota Pramuka makan beralaskan rumput yang viral di media sosial merupakan salah satu kegiatan di bawah Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Tangerang, Banten. Kegiatan yang diselenggarakan pada 17-19 Maret 2017 di pantai Tanjung Kait itu diadakan dalam rangka pembinaan terhadap puluhan anggota baru Satuan Karya Wira Kartika yang terdiri dari siswa setingkat SLTA.

"Betul ada foto itu, viral seminggu setelah kegiatan. Fotonya diambil sama salah satu pembina juga di sana," kata Sekretaris Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Tangerang, Dadang Sudrajat, saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/3/2017) pagi.

Baca: Komentar Adhyaksa Dault soal Anggota Pramuka Makan Nasi Beralaskan Tanah

Dadang menceritakan, awalnya para anggota diminta untuk makan bersama dengan membawa tempat serta alat makan masing-masing. Namun saat itu, ada anggota yang tidak membawa tempat dan alat makan.

Menurut dia, mereka juga diminta untuk makan bersama. Namun para anggota baru itu malah makan di tenda masing-masing. Pembina saat itu mengumpulkan mereka dan memberi pengarahan tentang makna makan bersama.

"Ada sisa makanan mereka itu dikumpulkan. Sebenarnya itu sebagai bahan evaluasi, kenapa makan masing-masing. Jadi sisa makanan mereka dijejerin, disuruh mikir. Saat itu, ada pengarahan," tutur Dadang.

Dadang menyayangkan mengapa pembina memberi pengarahan dengan contoh seperti itu. Belakangan foto tentang kejadian itu viral di media sosial.

Namun, kata dia, ketika ditanya tentang hal itu kepada para anggota baru, mereka mengatakan tidak memakan makanan tersebut. Pose sejumlah anggota yang memegang makanan dengan tangan juga dianggap tidak berarti mereka makan. Kegiatan itu, katanya,  hanya untuk evaluasi, bukan perploncoan atau kegiatan tak mendidik lainnya.

"Besoknya kan masih ada kegiatan, pembina kasih penjelasan lagi soal kemarin. Makanya mereka biasa saja, karena itu bagian dari evaluasi. Kalau ada yang keberatan, harusnya ada komplain, tapi sampai seminggu setelah kegiatan mereka kumpul lagi, biasa-biasa saja," ujar Dadang.

Pihaknya telah menanyakan langsung ke pembina yang juga disebut Pamong Saka Wira Kartika Kwartir Ranting Kecamatan Kronjo, Sulaiman. Sulaiman telah diberi teguran tertulis dan diminta tidak mengulangi hal seperti itu.

"Ini pelajaran buat kita semua juga, terutama dalam fungsi pengawasan. Kami dari Kwarcab juga menyampaikan permohonan maaf pada semua stakeholder, khususnya keluarga besar Gerakan Pramuka. Kami concern untuk membina karakter adik-adik kami ke depan jadi lebih baik," kata Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com