Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Ingin Bentuk Forum Rembuk Mantan Pimpinan DKI Jakarta

Kompas.com - 26/04/2017, 15:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana libatkan mantan kepala daerah di Jakarta dalam sebuah forum bernama Rembuk antar-gubernur dan wakil gubernur.

Forum itu diadakan dalam rangka menampung aspirasi dan pandangan seputar kebijakan dan rencana strategis untuk Jakarta ke depannya.

"Sebagai mantan gubernur, harus memastikan masukan-masukan beliau kami jadikan sebagai referensi," kata Sandi usai mengisi seminar kewirausahaan di SMA Al-Azhar, BSD, Tangerang Selatan, Rabu (26/4/2017).

Baca: Setelah Menang, Anies-Sandi Akan Roadshow dan Bentuk Forum Gubernur

Menurut Sandi, para mantan kepala daerah yang telah berpengalaman memimpin Jakarta memiliki ide maupun usul untuk pembangunan lebih baik di Jakarta.

Sandi juga memastikan, peran mereka akan terus dilibatkan ketika dia dan Anies Baswedan sudah resmi memimpin DKI Jakarta.

Terkait dengan petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, Sandi menyebut akan terus berkomunikasi selama lima tahun masa jabatannya nanti.

Ketika ditanya kemungkinan Ahok dimasukkan ke dalam tim pakar atau dewan gubernur untuk Anies-Sandi, dia menjelaskan format pastinya masih akan dibicarakan lebih lanjut.

Baca: Lanjutkan Rekonsiliasi, Sandiaga Temui Djarot dan Sylviana Hari Ini

Kompas TV Anies: Buat Suasana Sejuk, Tenang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sama Seperti di Tangsel, Ibu di Bekasi Juga Disuruh 'Icha Shakila' untuk Cabuli Anak Kandung

Sama Seperti di Tangsel, Ibu di Bekasi Juga Disuruh "Icha Shakila" untuk Cabuli Anak Kandung

Megapolitan
Satpol PP Pulogadung Tegur PKL yang Masih Berjualan di Trotoar

Satpol PP Pulogadung Tegur PKL yang Masih Berjualan di Trotoar

Megapolitan
Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Segera Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Ibu di Bekasi Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
Terjadi Lagi, Ibu Cabuli Anak Kandung di Bekasi

Terjadi Lagi, Ibu Cabuli Anak Kandung di Bekasi

Megapolitan
Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Pemprov DKI Sediakan 4 Rute Khusus Transjakarta Menuju PRJ Kemayoran, Ini Rinciannya

Megapolitan
Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Jakarta Fair 2024, 2.550 Perusahaan Bakal Pamer Produk Unggulan

Megapolitan
Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Datangi Warga Eks Kampung Bayam di Huntara, Jakpro Janjikan Pekerjaan di JIS

Megapolitan
Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Polisi Ungkap Kondisi Psikologis Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Membaik

Megapolitan
Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Galian Saluran Air di Cipulir Makan Badan Jalan, Jalan Ciledug Raya Jadi Macet

Megapolitan
Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Dua Anak Korban Pemerkosaan Ayah Tiri di Cipayung Sudah Kembali Bersekolah

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Tolak Tapera, Buruh: Gaji Dipotong Tiap Bulan, Hasilnya Tak Bisa Langsung Dinikmati

Megapolitan
Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Digelar 33 Hari, Jakarta Fair 2024 Dibuka mulai 12 Juni hingga 14 Juli

Megapolitan
Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Pengeroyokan Pelajar Paket B di Kemang Diduga Dipicu karena Permasalahan Asmara

Megapolitan
Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Enggan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Jauh dan Tak Ada Lahan Pertanian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com