Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepsek SMKN 2 Kota Bekasi Nilai Warga Kurang Paham Sistem PPDB Online

Kompas.com - 11/07/2017, 17:44 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Kepala Sekolah SMKN 2 Kota Bekasi, Agus Setiawan mengatakan banyak warga yang tidak puas dan tidak terakomodir perihal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), hal ini juga disebabkan karena warga kurang memahani sistem.

“Tahun ini pertama kalinya SMK dikelola oleh provinsi dengan sistem online. Kemarin (Senin) ada warga yang tida puas karena tidak terakomodir dari pendaftaran siswa baru melalui sistem PPDB Online,” ujar Agus saat ditemui di SMKN 2 Kota Bekasi, Selasa (11/7/2017).

Ia menjelaskan, beberapa warga kurang paham terhadap sistem online tersebut. Sebab, pendaftaran secara otomatis terbaca dan diseleksi oleh sistem online tersebut. Sehingga, kata Agus, sekolah tidak dapat berbuat apa-apa.

Adapun SMKN 2 Kota Bekasi menerima siswa dari jalur akademik, afirmasi, dan non-akademik dengan kuota sebanyak 504 siswa, namun ada 4 orang siswa yang tidak naik kelas, sehingga kuota penerimaan siswa sebanyak 500 orang.

Baca: Wali Kota Bekasi Minta Penerimaan Siswa Utamakan Warga Sekitar Sekolah

Untuk jalur akademik memiliki kuota sebesar 70 persen diperuntukkan kepada siapa saja siswa yang berada di daerah Jawa Barat melalui kompetisi nilai.

Kemudian, jalur prestasi terdapat kuota 10 persen untuk seluruh Jawa Barat, dan untuk jalur afirmasi kuotanya 20 persen.

“Jalur afirmasi ini bisa digunakan untuk warga yang kurang mampu dengan menunjukkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Bekasi Sehat,” kata Agus.

Sehingga, lanjut Agus, apabila warga yang kurang mampu tidak memiliki kartu tersebut, maka kemungkinan besar mereka kalah bersaing dengan warga yang memiliki kartu.

Bagi Agus, hal ini merupakan salah satu yang belum bisa dipahami warga sekitar, dan warga merasa diperlakukan tidak adil.

Baca: Wali Kota Bekasi: Banyak Siswa di Kota Bekasi yang Belum Tertampung

Sebelumnya, pada Senin (10/7/2017) para Orangtua murid yang merupakan warga Ciketing Udik Kota Bekasi melakukan unjuk rasa ke SMKN 2 Kota Bekasi perihal PPDB Online tingkat SMA dan SMK.

Beberapa dari warga datang untuk menyuarakan agar sekolah memberikan kebijakan penerimaan siswa baru di SMKN 2 Kota Bekasi. Sebab, banyak warga sekitar sekolah yang anaknya tidak diterima di sekolah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com