"Penyebabnya dari infrastruktur, lalu manusia, alam, cara berkendara. Misalnya musim hujan, jalan berlubang sehingga bisa saja menyebabkan kecelakaan tunggal," ujar Sutimin, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/8/2017).
Data dari Satlantas Wilayah Jakarta Timur, pada 2013 jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua dan empat mencapai 838 kasus. Pada 2014 turun menjadi 729 kecelakan.
Pada 2015 angka kecelakaan di Jakarta Timur kembali naik menjadi 892 kecelakaan, begitu juga pada 2016 menjadi 904 kasus.
Kemudian pada Januari hingga Juli 2017, jumlah kecelakaan yang terjadi di Jakarta Timur sebanyak 510 kecelakaan. Paling banyak korbannya mengalami luka ringan, luka berat, hingga meninggal dunia.
Sutimin mengatakan, pada setiap pertemuan dengan pemerintah, pihaknya berulang kali memberi masukan kepada Bina Marga DKI untuk memperbaiki jalan yang rawan terjadi kecelakaan.
"Ada titik jalan yang sudah kami koordinasikan kepada Bina Marga, mana saja jalanan yang berlubang. Supaya juga bisa diberi tanda," ujar Sutimin.
(baca: Angka Kecelakaan di Jakarta Utara Menurun)
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/11/14184341/banyak-kecelakaan-di-jaktim-disebabkan-jalan-rusak