Salin Artikel

Bukan Rp 4,5 Miliar, Ini Dana Operasional Djarot Selama Jabat Gubernur

Mawardi memastikan nominalnya dengan memeriksa dokumen yang dia miliki.

"Selama ini Pak Djarot memperoleh sebesar Rp 3,6 miliar," ujar Mawardi, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (23/10/2017).

Mawardi mengatakan, berdasarkan surat edaran Kementerian Dalam Negeri nomor 120/956/OTDA pada 10 Maret 2011, gubernur yang juga mengemban tugas sebagai wakil gubernur bisa mengambil dana operasional wagub.

(baca: Sewaktu Jadi Gubernur, Benarkah Djarot Ambil Dana Operasional Rp 4,5 Miliar/Bulan?)

Djarot yang juga mengemban tugas sebagai wakil gubernur boleh mengambil dana operasional untuk gubernur dan wagub.

"Nah besarannya disesuaikan dengan asas efisiensi dan keperluan. Pak Djarot hanya mengambil 50 persen dari operasionalnya wakil gubernur. Jadi Pak Djarot itu mengambil dana operasional Gubernur dan sebagian dana operasional wagub," kata Mawardi.

Adapun, dana operasional gubernur sebesar Rp 2,7 miliar. Sementara dana operasional wakil gubernur sebesar Rp 1,8 miliar. Total dana operasional gubernur dan wagub, yaitu Rp 4,5 miliar, diambil dari 0,13 persen PAD.

Ketika menjabat gubernur, Djarot menerima dana operasional gubernur sebesar Rp 2,7 miliar dan setengah dana wagub yaitu Rp 900 juta. Totalnya adalah Rp 3,6 miliar seperti yang disebut Mawardi.

Tidak semua masuk rekening pribadi

Dana operasional yang diterima Djarot sebesar Rp 3,6 miliar tidak masuk seluruhnya ke rekening pribadi Djarot. Mawardi mengatakan 60 persen dana tersebut didistribusikan oleh pembantu bendahara.

"Itu untuk mengelola uang mereka yang sifatnya pendistribusian langsung seperti untuk Sekda, para wali kota dan bupati," ujar Mawardi.

Sisanya digunakan untuk bantuan warga. Pada zaman Ahok, dana operasional juga digunakan untuk membantu warga yang kesulitan, membeli karangan bunga, atau memenuhi undangan warga.

Mawardi mengatakan hal sama juga dilakukan Djarot dengan menggunakan 60 persen dana yang dikelola bendahara itu.

"Misal ada orang yang tidak bisa menebus ijazah di sekolah-sekolah tertentu. Pak Djarot juga membantu untuk rehab masjid. Ada juga bangunan lain yang dipandang perlu dibantu," kata Mawardi.

Lalu, berapa yang masuk ke rekening pribadi Djarot? Mawardi tidak menjelaskan detail mengenai jumlahnya. Namun, jika dia mengatakan 60 persen dana operasional dikelola bendahara, maka 40 persen dana operasional dari Rp 3,6 miliar diterima Djarot, atau sekitar Rp 1,4 miliar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/23/13370261/bukan-rp-45-miliar-ini-dana-operasional-djarot-selama-jabat-gubernur

Terkini Lainnya

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke